Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengungkap tantangan yang dihadapi dalam menyelesaikan Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU- CEPA).
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu Umar Hadi mengatakan, tantangannya tidak mudah.
Tantangan tersebut adalah kedua pihak yang tahun depan masing-masing akan melangsungkan pemilihan umum (pemilu).
Baca juga: Indonesia dan Kanada Akan Intensifkan Putaran Perundingan ICA—CEPA
"Kami mencatat bahwa tahun 2024 akan terjadi, akan berlangsung, pemilihan presiden di Indonesia dan di bulan Juni akan berlangsung pemilihan umum untuk parlemen Eropa," katanya dalam acara Media Gathering Indonesia-Europe Business Forum di Jakarta, Selasa (10/10/2023)
IEU-CEPA kini sudah berjalan selama 15 putaran perundingan, yang mana putaran ke-16 akan berlangsung pada November 2023 mendatang di Brussel, Belgia.
"Dari 21 working group, 7 sudah selesai. Jadi, kita sedang berusaha keras untuk menyelesaikan sisanya," ujar Umar.
Dari hasil negosiasi putaran ke-15, Umar memandang pihak RI dan Eropa sama-sama memiliki semangat yang tinggi untuk menyelesaikan IEU-CEPA.
"Negosiasi untuk menyelesaikan perundingan ini sesuai dengan komitmen para pemimpin, yaitu di tahun 2024," katanya.
"Tantangannya tidak mudah, tapi komitmen kedua pihak sangat tinggi untuk menyelesaikan perundingan ini secepatnya," sambungnya.
Sebagai informasi, pada Juli 2023, perundingan I-EU CEPA putaran ke-15 diselenggarakan di Yogyakarta.
Dalam putaran ini, kedua pihak berhasil mencapai kemajuan dalam pembahasan teks.
Di antaranya dengan disepakatinya Bab Kerja sama Ekonomi dan Peningkatan Kapasitas (Economic Cooperation and Capacity Building/ECCB).
Kesepakatan tersebut secara resmi menjadikan ECCB sebagai bab ke-7 yang berhasil diselesaikan di bawah Perundingan IEU-CEPA.
Selajutnya Perundingan Putaran ke-16 direncanakan akan dilaksanakan pada akhir 2023 di Brussels, Belgia.