Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, penyaluran atau pendistribusian elpiji 3 kg bersubsidi masih belum tepat sasaran, alias masih bocor.
Menurutnya, terdapat sejumlah permasalahan yang membuat penyaluran barang untuk orang miskin ini tak terdistribusi dengan semestinya. Misalnya, elpiji 3 Kg masih marak dijual oleh pengecer atau kios tak resmi, yang bukan dikelola oleh Pertamina.
"Elpijiada 245 ribu penyalur, satu lagi yang perlu diingat barang subsidi itu tidak boleh diperdagangkan bebas, ternyata ada pengecer, ada kios," ungkap Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (13/10/2023).
Ia juga membeberkan salah satu indikasi penyaluran elpiji subsidi 3 kg tak tepat sasaran yakni adanya data konsumsi Elpiji 12 Kg atau nonsubsidi pada 2019 mencapai 900 ribu ton.
Namun kini volume konsumsinya justru turun menjadi 600 ribu ton.
"Tahun 2019 dulu yang membeli elpiji12 kg yang non subsidi jumlah volumenya itu 900 ribu ton, sekarang turun jadi 600 ribu ton," ujar Arifin.
"Mestinya kan naik, ekonomi sudah membaik ini malah turun (konsumsi elpiji nonsubsidi)" sambungnya.
Diketahui saat ini Pemerintah dan Pertamina tengah memperbaiki tata kelola distribusinya, yakni melakukan pendaftaran atau registrasi melalui KTP dan NIK supaya bisa dijadikan dasar menjadi data yang bisa dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.
Pencocokan data ini disinergikan dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Baca juga: Menteri ESDM Tak Percaya Stok Gas Elpiji 3 Kg Langka, Itu Berarti Distribusinya Bocor
Seperti diberitakan kemarin, Menteri ESDM Arifin Tasrif angkat bicara mengenai kabar keberadaan gas elpiji 3 Kg yang sulit diperoleh.
Menurut dia, jika bahan bakar subsidi tersebut sulit diperoleh, berarti terjadi kebocoran dalam proses distribusi. "Masa sih jarang? Berarti bocor. Bocor ke mana-mana berarti," katanya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (12/10/2023).
Pasalnya, jumlah alokasi gas subsidi tersebut telah sesuai dengan apa yang sudah dianggarkan. "Alokasinya ini kok sesuai apa yang dianggarin," katanya.
Baca juga: Polisi Gerebek Pengoplosan Gas Elpiji Bersubsidi di Bogor: Gas 3 Kg Dioplos ke Tabung 5,5 Kg
Terkait proses perubahan skema subsidi gas elpiji 3 Kg kata Arifin masih dalam proses. Pemerintah masih melakukan digitalisasi daftar penerima manfaat gas melon tersebut.
Apabila sudah lengkap kata Arifin penerapan sistem berbasis penerima akan segera dilakukan. "Ya begitu udah lengkap, jalan. Supaya tepat sasaran," katanya.