Pertumbuhan ekonomi Mandalika dan Lombok Tengah sebagai episentrum kegiatan MotoGP misalnya, dinilai lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kemarin (tahun lalu) 4-5 persen, kalau sekarang ya prediksi saya 5-6 persen di Lombok Tengah,” ujar Firmansyah.
Dan tidak hanya Lombok Tengah. Wilayah lain pun di NTB pun, dinilai akan terimbas ajang balap tersebut. Firmansyah mencontohkan, bahwa para petinggi pada perhelatan MotoGP, banyak yang menginap di hotel-hotel Mataram.
Dengan demikian, restoran dan pusat oleh-oleh di sana juga ikut merasakan kehadiran balap motor tahunan dunia tersebut.
“Saya sedang riset juga untuk penyelenggaraan MotoGP tahun lalu. Hasilnya, 100 persen UMKM terlibat. Banyak yang menjual dan mudah dijangkau UMKM-nya,” kata dia.
Pertamina memang berperan besar dalam menyukseskan gelaran MotoGP di Mandalika.
Pada ajang Pertamina Grand Prix Of Indonesia 2023 itu, dukungan BUMN tersebut tidak sebatas pada tahap kesiapan adu balap itu sendiri.
Selain itu, Pertamina juga menjamin pasokan energi untuk membantu kelancaran serta mobilitas logistik dan mobilitas masyarakat yang datang ke Lombok.
Dongkrak Sektor Pariwisata Di NTB
Keindahan alam yang tersaji lewat berbagai pantai yang elok, membuat Mandalika menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP).
Keberadaan Pertamina Mandalika International Circuit di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan menjadi tempat diselenggarakannya ajang bergengsi MotoGP Indonesia menambah daya tarik bagi para wisatawan.
Tingkatkan Sektor Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Di NTB
Dampaknya dapat dirasakan di berbagai sektor, salah satunya meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan NTB.
Pada konferensi pers di Media Center Indonesia Pertamina Mandalika International Circuit, Asisten 2 Setda Kabupaten Lombok Tengah, H. Lendek Jayadi menyampaikan bahwa saat ini ada ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sudah berpartisipasi.
“UMKM kita di dalam sirkuit ada sekitar 20 UMKM. Di luar sirkuit, seperti di lokasi Bazaar Mandalika, ada 302 UMKM, yang selain menjual makanan, tetapi juga menjual berbagai kerajinan seperti anyaman ketak,” ungkap H. Lendek Jayadi.