Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya sejumlah emiten sektor energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi angin segar bagi percepatan transisi energi bersih di Indonesia.
Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, EBT memiliki potensi yang sangat besar karena memiliki kapasitas mumpuni tetapi sayang masih belum dapat dimaksimalkan.
Di sisi lain, saat ini pelaku ekonomi global dan nasional ingin pemanfaatan energi ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan kehidupan global sekaligus juga mendukung terwujudnya percepatan transisi energi bersih di dalam negeri.
"Perkembangan ekonomi semua melihat futuristik dan bicara masa depan mobil listrik ekonomi digital dan EBT ini kategori futuristik. PGEO (Pertamina Geothermal Energy) satu-satunya dan pertama yang masuk dalam bursa karbon domestik," ujar Myrdal ditulis Senin (16/10/2023).
Menurut Myrdal, PGEO memiliki rekam jejak cukup baik sebagai pemain utama dalam hilirisasi EBT. PGEO dinilai makin berkembang karena didukung oleh pemerintah dan berbagai stakeholder.
"Prospeknya akan bagus. PGEO tanpa harus ada marketing yang berlebihan saya lihat performanya baik dari segi pasar. Kalau BREN pemain lama tetapi baru IPO, wajar dan sedang mencari harga keseimbangan baru," ujar Myrdal.
Myrdal melihat PGEO akan terus berkembang dan melakukan ekspansi bisnis, sehingga membutuhkan pendanaan untuk mendorobng bisnis.
Baca juga: BKPM: Investor Minati Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia
Kemudian, dari segi keuangan dan kapitalisasi pasar PGEO cukup baik. Utang PGEO pun mayoritas jangka panjang dan aman. Selain itu PGEO telah melakukan penerbitan green bond.
"Ke depan akan makin baik ekspansinya, selain itu PGEO baik secara fundamentalnya karena di bawah bendera pemerintah. Kalau disuruh memilih, dari segi keamanan, kenyamanan ya saya pilih PGEO," papar Myrdall.
Baca juga: Faisal Basri Pesimistis Target Bauran Energi Terbarukan 23 Persen Bisa Tercapai di 2025
Diketahui, pemerintah telah meningkatkan target komposisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dalam bauran energi menjadi sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.