Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Miliarder kondang Elon Musk dilaporkan mengalami penurunan kekayaan sebesar 24 miliar dolar AS dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.
Kemerosotan ini terjadi usai saham Tesla amblas hampir 9 persen pada perdagangan Kamis (19/10/2023).
Imbas penurunan tersebut, kini laba kuartalan Tesla anjlok senilai 19,6 miliar di kuartal ketiga 2023.
Baca juga: Gegara Kenaikan Suku Bunga, Elon Musk Pangkas Produksi Mobil Listrik Tesla
Angka itu turun tajam bila dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal sebelumnya 21,3 miliar dolar AS, sebagaimana dikutip dari CNBC International
Menurut para analis, faktor utama dari turunya harga saham Tesla disebabkan pernyataan Musk yang secara mendadak mengumumkan rencana kenaikan harga mobil listrik wheel drive Model X Plaid di pasar AS dari harga awal 89.990 dolar AS menjadi 94.990 dolar AS PER UNIT.
Tak hanya itu, dalam pertemuannya kemarin Musk turut menyampaikan rencana pengetatan lini bisnis dengan memangkas jumlah produksi mobil listriknya (electrical vehicle atau EV) di pabrik perakitan cabang Meksiko.
Pernyataan tersebut diungkap Musk lantaran suku bunga acuan Amerika terus mengalami lonjakan kenaikan hingga mencapai level tertinggi. Kendati sikap hawkish yang dilakukan Bank Sentral The Fed dapat menstabilkan inflasi di kisaran 2 persen.
Sayangnya sikap agresif The Fed secara tidak langsung telah mengerek naik bunga dana di perbankan lokal, akibatnya biaya pinjaman pembelian mobil listrik kredit ikut terkerek naik di tengah tingginya laju inflasi. Tekanan tersebut yang kemudian mempengaruhi minat belanja masyarakat hingga memicu penurunan penjualan mobil listrik Tesla.
Khawatir masalah tersebut semakin memukul operasional Tesla, Musk akhirnya mengambil langkah pengetatan di tengah lonjakan inflasi dan kondisi ekonomi pasar global yang tak menentu.
Strategi kenaikan harga kendaraan Model X Plaid dan pemangkasan produksi mobil listrik awalnya dimaksudkan untuk menekan lonjakan biaya operasional.
Namun para investor menilai kebijakan baru Elon Musk hanya akan mengantarkan kerugian yang lebih besar bagi Tesla. Hal ini yang membuat para investor kompak meninggalkan saham Tesla di pasar Wall street.