Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Bendungan Karangnongko di Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, telah dimulai dengan target selesai akhir 2026.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Karangnongko adalah bendungan gerak yang memanfaatkan teknologi long storage sepanjang Sungai Bengawan Solo.
"Ini harus ditampung kalau tidak kami akan semakin sulit untuk mendapatkan air. Semua ini kami lakukan dengan niat baik dan semua pekerjaan dapat lancar berjalan,” tutur Basuki dikutip Sabtu (21/10/2023).
Baca juga: Progres Berjalan 97 Persen, Bendungan Sepaku Semoi Brantas Abipraya Mulai Dilakukan Pengisian Awal
Secara teknis, Bendungan Karangnongko memiliki luas genangan (full supply water) 1.026,55 ha dan kapasitas tampungan efektif sebesar 59,1 juta m3.
Selain itu, dapat memberikan manfaat berupa suplai air daerah irigasi Karangnongko kiri 1.746 ha sebesar 2,85 m3/dt, suplai air daerah irigasi Karangnongko Kanan 5.203 ha sebesar 7,90 m3/dt, penyediaan air baku untuk Kabupaten Blora, Bojonegoro, Ngawi, dan Tuban sebesar 1,15 m3/dt, serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Selain dapat menjadi pemasok air, Bendungan Karangnongko dapat mendukung pertanian masyarakat sekitar.
“Semoga Bendungan Karangnongko ini dapat menjadi konektivitas pengembangan industri agro bisnis bagi para petani daerah sekitar. Sekali lagi terima kasih kepada Menteri PUPR bisa mengupayakan pembangunan ini,” kata Menteri Sekretariat Negara Pratikno saat melakukan peninjauan ke lokasi bendungan.
Direktur Utama Waskita Karya Mursyid menyampaikan harapan yang sama bahwa pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengalami hambatan yang serius.
“Dengan dimulainya pekerjaan proyek Bendungan Karangnongko, harapannya Waskita dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan menjaga kualitas dengan baik. Selain itu, diharapkan bendungan dapat memasok air baku dan dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” ucapnya.
Untuk menunjang pekerjaan proyek dapat berjalan dengan lancar, tim proyek melakukan implementasi BIM (Building Information Modeling) 7D dalam pekerjaan proyek Bendungan Karangnongko.
“BIM ini mampu membuat pekerjaan menjadi sangat efisien sehingga pekerjaan proyek bisa selesai lebih cepat, hemat dan pastinya dengan hasil kualitas yang baik,” ujar Mursyid.
Selain memanfaatkan teknologi BIM, Waskita juga memberdayakan lebih dari 70 persen pekerja lokal pada proyek ini.
Perseroan ingin menunjukkan adanya kolaborasi yang baik antara tim proyek dengan masyarakat sekitar. Selain itu dengan pengalaman yang Waskita miliki, Perseroan berkomitmen memberikan kontribusi maksimal dari sisi kualitas dan implementasi HSE (Health, Safety, Environment) yang tinggi.
Sebagai informasi, proyek pekerjaan Bendungan Karangnongko Paket 2 ini dilakukan dengan cara joint operation dengan PT Bangkit Berkah Perkasa dan PT Kelman Infra Pratama.
Pembangunan yang didanai menggunakan dana APBN ini akan dikerjakan dalam 1.218 hari dan ditargetkan selesai pada akhir 2026.
Waskita juga berkomitmen menjamin kualitas konstruksi proyek bendungan ini dan menjadikan bendungan sebagai fungsinya yaitu dapat memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia, mulai dari penyedia air baku sebagai air minum, irigasi, pembangkit listrik, pengendali banjir serta pengembangan sektor pariwisata.
“Saat ini, Perseroan fokus untuk selalu mengutamakan aspek-aspek tata kelola yang baik, terutama dalam hal transparansi, lean construction serta efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan proses bisnis," papar Mursyid.