Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Harga minyak mentah dunia naik pada Selasa (24/10/2023) karena investor masih khawatir bahwa perang Israel-Hamas dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas di wilayah pengekspor minyak, sehingga menyebabkan potensi gangguan pasokan.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 57 sen atau 0,6 persen menjadi 90,40 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 54 sen atau 0,6 persen, menjadi 86,03 dolar AS per barel.
"Pasar sedang melakukan penyesuaian setelah penurunan dalam dua sesi terakhir dan di tengah kekhawatiran kemungkinan gangguan pasokan di Timur Tengah," kata Yuki Takashima, ekonom di Nomura Securities.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Turun Seiring Pudarnya Kekhawatiran Embargo Israel
Kedua harga minyak acuan tersebut turun lebih dari 2 persen pada Senin (23/10/2023) karena upaya diplomatik di Timur Tengah, wilayah pemasok minyak terbesar di dunia, semakin intensif untuk membendung konflik antara Israel dan Hamas, sehingga mengurangi kekhawatiran investor tentang gangguan pasokan.
Di saat yang sama, Hamas mengatakan pihaknya telah membebaskan dua wanita Israel yang termasuk di antara lebih dari 200 sandera yang disandera pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, sementara sebuah sumber mengatakan Amerika Serikat telah menyarankan Israel untuk menunda serangan darat di Jalur Gaza.
Namun, Israel justru terus membombardir Gaza pada Senin (23/10/2023) setelah melancarkan serangan udara di Lebanon Selatan sehari sebelumnya.
“Situasi Israel-Hamas masih sangat cair dan jelas, pasar masih terpecah mengenai apakah konflik akan terus mereda seiring Hamas terus melepaskan sandera, atau akan kembali berkobar,” kata Vandana Hari, analis pasar minyak Vanda Insights.
Secara terpisah, minyak mentah AS diperkirakan akan meningkat dibandingkan pekan lalu, sementara persediaan minyak sulingan dan bensin turun.