Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) mengatakan, pemerintah bersama China tengah mengkaji pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Menurutnya, kajian tersebut membutuhkan waktu lebih dari dua pekan. Pasalnya hal itu menyangkut dengan studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) maupun pendaan dari transportasi tersebut.
"Jadi kita baru mulai kesepakatan dengan pihak cina untuk memulai join study itu tapi butuh waktulah enggak mungkin 2 Minggu. Tapi kita sebagai BUMN join study bersama China untuk kita lihat feasibility maupun cost projek secara keseluruhan," kata Tiko kepada wartawan di Sarinah, Rabu (1/11/2023).
Baca juga: Cara Reschedule Jadwal Tiket Kereta Cepat Whoosh, Paling Lambat 2 Jam Sebelum Keberangkatan
Tiko mengatakan bahwa kajian tersebut juga nantinya akan mengarah pada untung rugi daripada pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
"Kita lihat nanti, tentunya secara komersial China harus melihat apakah feasibility atau nggak dan berapa projek cost-nya, jadi ya kita kasih kesempatan mereka dan mereka tidak langsung bilang iya," jelasnya.
Sebelumnya mengutip Kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) , Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa sudah ada kesepakatan dengan China untuk meneruskan pembangunan kereta cepat hingga Surabaya.
Baca juga: Mulai November 2023, Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Ditambah Jadi 28 Jadwal Per Hari
Hal itu dikatakannya melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.
Pada video yang mengabarkan perkembangan kondisinya di Singapura, Luhut menyempilkan informasi bahwa bunga pinjaman yang ditawarkan China pada proyek kali ini jauh lebih murah dibandingkan bunga yang ditawarkan negara-negara lain.
"Pak Jokowi mau Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diterusin, tadi saya dengar perjanjian dengan China juga jalan. Malah bunganya jauh lebih murah daripada bunga yang ditawarkan negara lain," ujarnya dalam akun @luhut.pandjaitan, dikutip Selasa (31/10/2023)
Terlebih, lanjut dia, teknologi yang dimiliki China juga sudah dapat dibuktikan bisa mewujudkan Indonesia memiliki kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Kita sudah buktikan dan kita sudah punya pengalaman. Kan ini masalah kunci pertama ini pembebasan tanah yang tidak jelas-jelas itu. Sekarang dengan kita punya pengalaman, we don't have a problem anymore," kata Luhut.