Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebutuhan baja ringan untuk kebutuhan konstruksi kini terus meningkat tajam baik untuk hunian pribadi, komersial hingga gedung bertingkat.
Material ini banyak dipilih untuk menggantikan peran kayu untuk kebutuhan bahan bangunan yang semakin sulit didapat dan harganya mahal.
Baja ringan disukai karena materialnya ringan, kokoh dan multifungsi selain juga kelebihannya yang anti rayap, pengerjaan yang sangat mudah, menghemat waktu dan harga yang lebih terjangkau.
Baca juga: BlueScope Gandeng Produsen Lokal Pacu Kualitas Baja Ringan untuk Sektor Properti
Namun di tengah maraknya produk baja ringan, masyarakat perlu pintar memilih baja berkualitas dan terhindari risiko membeli baja ringan “banci”, istilah untuk menyebut produk baja ringan abal-abal yang kualitasnya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Di pameran Konstruksi Indonesia yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoan, Jakarta, PT Sunrise Steel, produsen baja lapis aluminium seng (BjLAS) memperkenalkan inovasi baja ringan Zinium Diverso, jenis baja ringan dengan massa lapisan berbeda antara sisi atas dan bawah.
Baja ini dihadirkan guna memenuhi kebutuhan pasar dengan spesifikasi terkini yang tahan tahan terhadap korosi akibat perubahan cuaca ekstrem serta lebih ekonomis.
General Manager Sales & Marketing PT Sunrise Steel, Filipus Tedjo Baskoro mengatakan, PT Sunrise Steel merupakan perusahaan baja lapis alumunium seng pertama yang menyediakan fasilitas Slitting Machine guna mendukung kebutuhan BJLAS dengan kapasitas produksi mencapai 400.000 ton pertahun.
"Ini merupakan inovasi merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia," ungkap Filipus Tedjo Baskoro di acara talkshow ‘Baja Ringan Inovatif dengan Bahan Berkualitas Tinggi untuk Konstruksi Lebih Baik’ yang diselenggarakan di sela pameran Konstruksi Indonesia di JIExpo Kmayoran, Jakarta, Kamis (2/102023).
Pihaknya optimistis inovasi ini akan mendorong naiknya permintaan bahan baja ringan terutama produk baja yang menunjang sektor konstruksi.
DIa mengatakan, tantangan bisnis baja saat ini adalah terjadinya fluktuasi harga baja dengan tren kenaikan harga. "Hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat," ungkapnya.
Pada sisi lain, peredaran baja ringan yang ditawarkan dengan harga yang asal murah yang kian marak di pasar.
Menurut Filipus, produk seperti ini cenderung mengabaikan spesifikasi serta kualitas bahan baku yang digunakan.
Filipus Tedjo Baskoro menekankan, kehadiran produk Zinium Diverso diharapkan menjawab tuntas kebutuhan di pasar konstruksi saat ini.
"Dunia konstruksi membutuhkan produk dengan kualitas terbaik namun dengan tetap dengan harga lebih terjangkau," ujarnya.
Sunrise Steel saat ini memproduksi dan memasarkan baja ringan Kencana untuk atap, rangka atap, rangka partisi, rangka plafon, ceiling, serta produk pendukung lainnya dari BJLAS.
Menurut Filipus lini produk ini telah mengantong standar SNI 4096:2007/2019 seperti pada Zinium.
Kencana Grup juga terlibat menggarap sejumlah proyek konstruksi besar dengan inovasi seperti fasilitas Roll On Site (ROS), yaitu proses produksi atap baja ringan yang dilakukan di lokasi proyek.
ROS memberikan kemudahan bagi klien arena pemasangan lebih mudah dan cepat, atap dapat dibuat tanpa sambungan/ tanpa overlap pajang, serta risiko kebocoran dapat dicegah.
Mereka juga mengembangkan solusi dan pengembangan dari teknologi struktur baja berat, yaitu PreEngineered (P.E.B) System Kencana.
Teknologi ini menggunakan baja bermutu tinggi yang telah memiliki lapisan tahan karat melalui proses pelapisan Hot-Dip Galvanize.
P.E.B System Kencana diklaim efisien untuk memaksimalkan bangunan dengan bentang lebar dan bebas dari kolom struktur di area tengah dengan karakternya yang kuat, presisi, cepat dalam pemasangan, ekonomis, serta dapat dirancang dengan desain yang fleksibel.