TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran telah mengumumkan susunan tim kampanye pada jumpa pers di Grand Hotel Kemang, Jakarta Selatan.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris TKN Nusron Wahid membacakan nama Muhammad Arief Rosyid Hasan yang mengemban amanah sebagai Komandan Pemilih Muda.
Baca juga: Tim Nasional Kepemudaan Dibentuk, Arief Rosyid: Komitmen Jokowi dan Menpora Bangun Ekosistem Pemuda
Ditemui di Jakarta usai pengumuman tersebut, Arief Rosyid yang juga Ketua Umum PB HMI 2013-2015 mengonfirmasi penunjukannya, sekaligus menyampaikan bahwa dirinya akan mengirimkan surat pengunduran diri dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
“Saya telah meminta izin kepada Komisaris Utama BSI, Bapak Muliaman Haddad dan Menteri BUMN Bapak Erick Thohir. Dalam komunikasi yang terjalin, saya menyampaikan pengunduran diri ini sebagai komitmen saya untuk menjaga marwah BSI sebagai salah satu lembaga perbankan milik BUMN yang diandalkan bangsa Indonesia dan umat Islam,” ungkap Arief.
Arief juga berterima kasih kepada jajaran komisaris dan direksi BSI atas sinergi yang dijalin selama hampir tiga tahun belakangan ini.
“Saya bangga dapat berkontribusi melalui lembaga yang krusial untuk pembangunan ekonomi syariah di Indonesia. Lembaga yang didapuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk membawa bangsa kita diperhitungkan dalam level global pada bidang keuangan syariah. Terima kasih kepada para jajaran komisaris, direksi, dan seluruh keluarga besar BSI,” tutupnya.
Baca juga: Majelis Nasional KAHMI 2022-2027 Dilantik, Arief Rosyid Terima Amanah untuk Kembangkan Ekonomi Islam
ARH, sapaannya, tercatat sebagai Wakil Direktur TKN Milenial Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 dan aktif sebagai tokoh aktivis, dari gerakan milenial di berbagai segmen, masjid/pesantren, hingga ekonomi dan keuangan syariah.
“Suara pemuda adalah suara mayoritas dalam Pilpres 2024 mendatang. Yang terpenting adalah bagaimana kita generasi muda, benar-benar hadir menjadi representasi generasi kita agar pemuda bukan hanya menjadi obyek apalagi komoditas. Sebaliknya, pemuda harus duduk bersama sebagai subyek dari kebijakan publik untuk memperluas kebermanfaatan terhadap pemuda lain,” tutup Arief Rosyid Hasan.