Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, target investasi senilai Rp 1.400 triliun bisa tercapai pada Desember 2023.
Realisasi investasi pada kuartal III 2023 mencapai Rp 1.053,1 triliun dan target investasi Rp 1.400 triliun akan bisa tercapai akhir tahun ini.
Hal tersebut dia utarakan di acara Anugrah Layanan Investasi (ALI) 2023 yang turut dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
"Saya janji kepada Pak Wapres dan Bapak Ibu semua saya berani janji karena saya punya tim yang kuat dari DPM PTSP, dari Provinsi, menyampaikan bahwa insya Allah Desember 2023 target investasi kita bisa mencapai Rp 1.400 triliun," kata Bahlil.
Bahlil menyatakan, investasi dari tahun ke tahun memang mengalami perkembangan. Dia bilang, pada tahun 2020 total investasi mencapai Rp 817 triliun. Kemudian 2021 targetnya naik menjadi Rp 900 triliun.
"Kemudian perintah Presiden dan Wapres di 2021 harus Rp 900 triliun ini pekerjaan tidak gampang karena Covid-19 tapi alhamdulillah kita mampu merealisasikan Rp 901 triliun," tuturnya.
Baca juga: BKPM: Investor Minati Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia
Dia juga melaporkan bahwa realisasi investasi di tahun 2022 mencapai Rp 1.207 triliun artinya angka tersebut lebih dari target yang ditetapkan yaitu Rp 1.200 triliun.
"Kemudian, 2022 kita mulai transisi agar devisit anggaran dibawah 5 persen dan pertumbuhan ekonomi kita diatas 5 persen, maka salah satu syarat yang diberikan adalah harus target investasi Rp 1200 triliun. Alhamdulillah target investasi 2022 mencapai Rp 1.207 triliun melampaui target," jelasnya.
Dia menyatakan bahwa untuk mencapai target investasi tahun ini bukan hal yang mudah. Terlebih Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung yang paling besar adalah di Benua Amerika dan Asia Tenggara.
Baca juga: Bantah Dikuasai China, BKPM BIlang Singapura Investor Terbesar Selama 3 Kuartal Berturut-turut
Meskipun begitu, Bahlil menegaskan bahwa Indonesia memiliki posisi yang baik dibanding Singapura khususnya dalam investasi di sektor riil.
"Di Asia Tenggara yang pertama Singapura, kedua baru Indonesia. Tapi untuk sektor riil Indonesia lebih besar daripada Singapura," terangnya.