News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Harga Minyak Mentah Turun Seiring Meredanya Kekhawatiran Gangguan Pasokan Imbas Konflik Israel-Hamas

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPORE – Harga minyak mentah sedikit mengalami penurunan pada Jumat (10/11/2023) karena kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas mulai mereda.

Minyak mentah berjangka Brent berada di angka 80,01 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 7 sen menjadi 75,67 dolar AS per barel.

“Ancaman gangguan pasokan dari Timur Tengah terus menurun,” kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Baca juga: Harga Minyak Naik, Rusia dan Saudi Kompak Pangkas Produksi, Pasar Waspadai Sanksi Tambahan ke Iran

“Konflik masih dapat diatasi dengan baik di Gaza, meskipun ada kekhawatiran bahwa konflik akan meningkat karena negara-negara tetangga Arab menunjukkan ketidaksenangan mereka,” sambungnya.

Perasaan bahwa gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas mulai mereda terjadi seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap permintaan, terutama dari China, importir minyak terbesar di dunia.

Data ekonomi China yang lemah pekan ini meningkatkan kekhawatiran akan anjloknya permintaan. Selain itu, pabrik penyulingan di China, pembeli minyak mentah terbesar dari eksportir minyak Arab Saudi meminta lebih sedikit pasokan untuk Desember mendatang.

Meski demikian, analis di Citi Group memperkirakan tekanan ke bawah akan mereda dan harga akan pulih setelah jatuh ke level terendah sejak Juli 2023.

“Kami memperkirakan harga akan berkonsolidasi, dan kami mempertahankan perkiraan harga jangka pendek dengan dukungan yang diharapkan datang dari pelonggaran pemeliharaan kilang dan pergeseran risk-reward bagi investor setelah aksi jual baru-baru ini,” kata analis itu.

Baca juga: Kekhawatiran Dunia dan Jokowi Jika Perang Palestina-Israel Meluas, Harga Minyak Diramal 150 Dolar AS

“Memang terdapat banyak risiko kenaikan dibandingkan level saat ini, potensi (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya) untuk mengambil tindakan untuk mempertahankan harga, sementara risiko pasokan di Timur Tengah tetap tinggi,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini