News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BPS: Perang Israel-Hamas Tak Ganggu Kinerja Ekspor-impor Indonesia

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, kondisi peperangan yang terjadi antara Israel dan Hamas di jalur Gaza Palestina tidak mengganggu kinerja perdagangan di Indonesia.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini mengatakan, share ekspor dan impor kedua negara tersebut terhadap Indonesia sangatlah kecil.

"Sehingga dapat disimpulkan, kondisi politik di kedua negara tersebut tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia," kata Pudji dalam Rilis BPS, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Rekrutmen Mitra Statistik BPS Tahun 2024 Masih Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Pudji bilang, share ekspor Indonesia ke Palestina dari Januari hingga Oktober 2023 ini adalah sebesar 0,0011 persen terhadap total ekspor Indonesia. Sedangkan share impor Palestina dari Januari sampai Oktober 2023 adalah sebesar 0,00 persen

"Karena kecil sehingga kami sampai empat digit desimal juga belum bisa menunjukkan besarannya," ujarnya.

Kemudian share ekspor dari Indonesia ke Israel pada Januari sampai Oktober 2023, adalah sebesar 0,07 persen terhadap total ekspor Indonesia. Sedangkan share impor non migas dari Israel ke Indonesia pada periode tersebut sebesar 0,0110 persen.

Adapun berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia ke Palestina pada periode Januari sampai Oktober 2023 mencapai 2,37 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Ekspor nonmigas Indonesia ke Palestina pernah menyentuh titik terendah pada 2021 yakni hanya mencapai 0,36 juta dolar AS. Kemudian kembali meningkat di 2022 dengan nilai 0,82 juta dolar AS.

Ekspor nonmigas Indonesia ke Israel lebih tinggi yakni dari Januari sampai Oktober 2023 mencapai 140,57 juta dolar AS.

Baca juga: Serentak Naik di 300 Kota, BPS Minta Waspadai Lonjakan Harga Cabai Merah, Rawit dan Gula Pasir

Di sisi lain, Pudji mengatakan bahwa kondisi politik di Ukraina dan Rusia juga tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional di Indonesia.

Dia bilang, komoditas utama impor Indonesia dari Ukraina adalah serealia, sedangkan Indonesia punya pangsa pasar alternatif untuk impor serealia ini yaitu Australia dan Argentina.

"Sehingga kondisi konflik Ukraina dan Rusia tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini