News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PLN Ajak 5 Perusahaan Energi Eropa dan Asia Kembangkan Pemanfaatan Listrik Hijau

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirut PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) menggandeng 5 perusahaan energi terkemuka dari Eropa dan Asia untuk mengembangkan ekosistem energi hijau di Indonesia.

Kelima perusahaan tersebut adalah PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Electricite de France SA (EDF), GE Vernova, The Danish Energy Agency dan China Southern Power Grid International (HK) Co., Ltd.

Melalui kolaborasi ini PLN akan memperoleh dukungan dalam menjalankan transisi energi untuk mencapai net zero emissions di tahun 2060.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam rangka menghadapi krisis perubahan iklim, komunitas energi global mesti bersatu. Dengan demikian, tantangan transisi energi yang muncul di berbagai bidang mulai dari inovasi teknologi, investasi dan kebijakan bisa segera diatasi.

"Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya akan mampu memetakan setiap tantangan yang ada, tetapi juga mampu mengatasi setiap tantangan tersebut. Sehingga, misi besar transisi energi bisa terwujud," ungkap Darmawan dalam pernyataannya, Kamis (16/11/2023).

Berbagai upaya mencapai transisi energi terlihat dari MoU yang dijalin PLN dengan 5 perusahaan tersebut.

Seperti MoU PLN dengan HK dalam menjajaki peluang kemitraan jangka panjang untuk pengembangan High Voltage Direct Current (HVDC), pumped storage, interkoneksi antarpulau, hingga smart grid.

Sedangkan MoU PLN dengan EDF, GE Vernova, dan The Danish Energy Agency akan melingkupi joint study melalui pertukaran informasi dalam berbagai hal untuk mendukung transisi energi di Indonesia.

Berbagai kolaborasi ini searah dengan identifikasi perseroan terkait tantangan mismatch sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terisolir dengan pusat demand listrik di perkotaan.

Baca juga: PIS dan Pelindo Bangun Terminal Energi Hijau di Kalibaru

"Kami telah mengidentifikasi adanya mismatch antara potensi EBT yang besar dengan pusat demand (listrik). Kami sedang dalam proses merancang pembangunan green enabling transmission line untuk memfasilitasinya," tambah Darmawan.

Tantangan berikutnya datang dari listrik EBT yang bersifat intermiten, fluktuatif dipengaruhi perubahan cuaca.

Dalam hal ini, PLN siap membangun smart grid yang dilengkapi dengan flexible generation, smart transmission, smart distribution, hingga smart meter.

Untuk menyukseskan seluruh upaya tersebut, PLN telah merancang Accelerated Renewable Energy Development (ARED).

Baca juga: Rusia dan Arab Saudi Tolak Proposal G20 untuk Melipatgandakan Kapasitas Energi Hijau

Melalui ARED, pengembangan green enabling transmission line dan smart grid akan terus didorong untuk memperkuat sistem suplai listrik hijau di Indonesia.

"Bisakah PLN melakukannya sendiri? jawabannya tidak. Ini adalah tantangan global, kita harus mengatasinya dengan cara yang terpadu. Komunitas global harus bersatu untuk mengatasi tantangan perubahan iklim," pungkas Darmawan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini