Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada saat ini masih belum merata dan masih terpusat di Pulau Jawa.
Berdasarkan riset Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), penyaluran pembiayaan UMKM masih belum merata dan masih terpusat di Jawa dan Bali, yakni 62 persen dari total pembiayaan UMKM di 2022.
Dalam mengatasi persoalan tersebut, layanan peer-to-peer lending GandengTangan melakukan kolaborasi dengan berbagai lembaga keuangan, satu di antaranya Kaltim Ventura.
CEO GandengTangan, Jezzie Setiawan mengatakan, sejak 2015, GandengTangan terus hadir memberikan bantuan bagi pelaku usaha, khususnya pedagang mikro di Indonesia.
"Kami terus melakukan pemerataan pembiayaan UMKM lewat kolaborasi berbagai lender untuk pendanaan di Jawa dan luar Jawa," ujar Jezzie dalam keterangannya, Kamis (23/11/2023).
Direktur Utama Kaltim Ventura, Hanif mengatakan, Kalimantan Timur menyimpan segudang potensi yang penting untuk dimaksimalkan.
"Penyaluran pendanaan yang cepat dan mudah bagi UMKM sendiri tentu dapat mengoptimalkan ekosistem pertumbuhan UMKM," paparnya.
Secara potensi, keterampilan digital wilayah Kalimantan Timur tercatat sebesar 3,62 dari skala 1-5 poin pada 2022. Skor tersebut jauh lebih besar daripada skor nasional 3,54 poin.
Baca juga: PNM Akan Salurkan Rp 70 Triliun Pembiayaan UMKM di 2023
Sejak beroperasi pada 1995, Kaltim Ventura telah menjangkau lebih dari 400 nasabah yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, dengan total akumulasi penyaluran yang sudah disalurkan lebih dari Rp700 miliar hingga awal 2023.
Sedangkan, GandengTangan telah menjangkau UMKM di seluruh pulau Jawa, Bali, Bengkulu, Sulawesi, hingga Kalimantan Timur dengan total lebih dari 28 ribu entitas UMKM.
Baca juga: OJK: Sektor Pembiayaan UMKM Jadi Tantangan Industri Fintech Lending
Pada 2023, GandengTangan telah menyalurkan dana lebih dari Rp 150 miliar. Hal ini menambah akumulasi keseluruhan penyaluran dana dari awal hadir, yakni lebih dari Rp 250 miliar.