News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyaluran Pertalite Masih Sisa 33,6 Persen, Tapi Biosolar Melebihi Kuota

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengendara motor saat mengisi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax di SPBU Coco Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (6/11/2023). PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023 untuk jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mengalami penurunan sedangkan Pertalite atau BBM bersubsidi tidak mengalami perubahan. (Warta Kota/Yulianto)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Masyarakat diminta untuk tidak khawatir denga persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite.

Pasalnya, saat ini penyaluran Pertalite masih tersisa sebanyak 33,6 persen hingga akhir tahun.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, Pertalite yang telah disalurkan ke masyarakat sebanyak 24,8 juta kiloliter hingga Oktober.

Angka tersebut setara dengan 76,4 persen dari kuota Pertalite yang ditetapkan sebesar 32,56 juta kl untuk 2023.

Baca juga: Pakar Ingatkan Konsumsi BBM RON Rendah Bisa Merusak Kendaraan Berteknologi AI

“Pertalite masih sangat aman. (Kuota) Masih sangat cukup. Masih sejalan dengan kuota tahun 2023,” ujar Irto kepada Kontan.co.id, Rabu (22/11).

Jumlah kuota 2023 disebutnya lebih besar dibanding konsumsi Pertalite tahun 2022 yang berjumlah 29,34 juta kl.

Sebelumnya, Pertamina dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI menyampaikan, upaya pengendalian konsumsi Pertalite lewat skema Pilot Project Full Cycle JBKP Pertalite di 41 kota/kab dan dan QR Code berhasil menghemat konsumsi mencapai 1,7 juta kl.

Solar Subsidi Over Konsumsi

Berbeda dengan Pertalite, penyaluran solar subsidi diproyeksi melebihi kuota.

Berdasarkan realisasi 2022 sebesar 17,5 juta KL, penyaluran solar subsidi tahun 2023 diprognosakan akan naik 12,1 persen menjadi 19,6 juta KL tanpa adanya upaya pengendalian dan tidak dilaksanakan program Subsidi Tepat BBM.

Sejatinya, dengan selesainya program atau proses pendaftaran QR code di Juli 2023 dan mulai berlaku di Agustus dan juga upaya penghematan dan pengendalian penyaluran solar subsidi oleh Pertamina, prognosa penyaluran solar subsidi diproyeksi turun dari semula 19,6 juta KL menjadi 18,3 juta Kl.

Kendati demikian, kuota solar subsidi yang ditetapkan sebesar 16,8 juta kl tetap diproyeksikan tidak mencukupi kebutuhan.

Itulah sebabnya, usulan penyesuaian mengemuka. Berdasarkan usulan kuota dari Kementerian ESDM, dibutuhkan tambahan kuota Solar Subsidi sebanyak 1,2 juta kl.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan menyebut prognosa konsumsi Pertalite hingga akhir tahun sebesar 30,8 juta kilo liter (KL) atau di bawah kuota yang ditentukan di tahun ini sebesar 32,6 juta KL.

Baca juga: Keliling 7 SPBU di Palembang, 2 Pria Beli 400 Liter Biosolar, Modusnya Modifikasi Tangki Mobil 

“Diperkirakan ada penghematan 1,7 juta KL untuk prognosa JBKP Pertalite 2023,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Selasa (21/11/2023).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini