Sedangkan untuk BBM Subsidi Solar (Biosolar) diprediksi over kuota karena meningkatnya konsumsi masyarakat.
Riva menjelaskan di tahun ini terjadi tren pertumbuhan konsumsi di mana berdasarkan realiasi 2022 sebesar 17,5 juta KL diprognosakan akan naik 12,1% menjadi 19,6 juta KL.
Kenaikan ini dengan asumsi tanpa adanya upaya pengendalian dan tidak dilaksanakan program Subsidi Tepat BBM.
Namun dengan selesainya program atau proses pendaftaran QR code di Juli 2023 dan mulai berlaku di Agustus, Pertamina berhasil melakukan penghematan dan pengendalian sehingga prognosa yang tadinya 19,6 juta KL menjadi 18,3 juta Kl.
Meski demikian, tetap saja kuota Solar Subsidi di tahun ini tidak cukup. Maka itu, pihaknya mengajukan penyesuaian kota ke Kementerian ESDM.
“Setelah dilakukan perhitungan kembali, dari kesdm, sudah mengajukan penambahan kuota sebesar 18,0 juta kl,” jelasnya.
Artinya, kuota tambahan solar subsidi yang diminta oleh Pertamina sebesar 1,2 juta KL. (Kontan/Arfyana Citra Rahayu/Muhammad Julian)