Program RISPRO pertama kali dibuka pada tahun 2013 dan sampai saat ini telah ada total 2.492 proyek riset dengan status on-going sebanyak 1.568 proyek dan yang sudah selesai sebanyak 924 proyek dengan total pendanaannya mencapai Rp1.9117 triliun.
Program ini dijalankan melalui berbagai skema pendanaan riset kolaborasi serta undangan dengan menggandeng sejumlah stakeholder seperti Kemendikbudristek, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan pihak lainnya berdasarkan kesepakatan.
Pendanaan LPDP ini telah banyak membantu jalannya penelitian dan pengembangan di berbagai sektor penting seperti pangan, energi, kesehatan, tata kelola/kebijakan, pemberian penghargaan apresiasi talenta riset dan lainnya. Para penerima sekaligus pelaku riset sendiri berasal dari akademisi perguruan tinggi maupun peneliti di instansi yang sedang bekerja sama.
Baca juga: Jokowi Ajak Penerima LPDP Pulang Meski Gaji dan Fasilitas Tak Sebagus di LN
Ada pula pemanfaatan Dana Abadi Perguruan Tinggi (DAPT) yang disalurkan kepada 16 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). DAPT ini dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan akademis di kampus, seperti penyelenggaraan webinar/konferensi internasional, pembentukan dan penguatan World Class University (WCU), pameran pendidikan, student exchange, dan program-program pengembangan lainnya. Total saat ini nilai kontrak untuk 16 PTNBH mencapai Rp365,8 miliar dengan proses pencairan secara multiyear yang sedang berjalan.
Keberpihakan penyelenggara negara untuk pendidikan ini kembali terlihat dalam APBN 2024, yang anggarannya telah ditetapkan oleh Pemerintah, sebesar Rp665 triliun. Anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk peningkatan akses dan kualitas pendidikan melalui penyaluran PIP, KIP Kuliah, BOS, BOP PAUD, sertifikasi dan beasiswa.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk meningkatkan sarana prasarana di daerah 3T, termasuk penguatan kesesuaian pasar kerja (vokasi & sertifikasi).
Tak hanya sampai di situ, LPDP diproyeksikan untuk mendapat penambahan dana abadi dari APBN sekitar Rp25 triliun di tahun 2024.
Dengan pengalokasian dana tersebut, APBN akan melanjutkan perannya dalam mendukung upaya membangun SDM yang unggul demi kemajuan bangsa.
Pemberian beasiswa dan dukungan riset adalah langkah konkret untuk mencetak SDM unggul yang menjadi calon pemimpin masa depan.
Lewat riset inovatif pula, niscaya akan terbuka peluang untuk penemuan baru, solusi terbaik dan peningkatan daya saing Indonesia sebagai sebuah negara di kancah global.
Secara tidak langsung, ini merupakan investasi yang tidak hanya dirasakan individu, tetapi akan berdampak positif pada masa depan bangsa secara keseluruhan. Semua ini dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.