Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah perusahaan pengendalian hama di Singapura melaporkan peningkatan kasus penyebaran kutu busuk. Kekhawatiran terhadap wabah kutu busuk menyebar di sektor pariwisata Asia. Bagaimana sikap Pemerintah Indonesia?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno merespon, bahwa kutu busuk yang melanda berbagai negara menjadi penguat agar warga Indonesia berpariwisata di negaranya sendiri. Selain kasus kutu busuk yang merebak di wilayah Asia, kasus Covid-19 juga tengah melonjak.
"Kutu busuk, satu lagi alasan untuk tidak pergi kemana-mana, cukup di Indonesia saja. Di Indonesia jangankan kutu busuk, kutu loncat pun tidak diterima," ujarny di acara Weekly Press Briefing, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Saat ini, lanjut dia, Pemerintah Indonesia terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Sebab, kutu busuk bisa 'menyerang' negara Singapura, yang identik dengan imej sebagai negara bersih.
"Jadi kami terus berkoordinasi memang ini sangat negara yang terpersepsi bersih seperti Singapura ternyata terserang kutu busuk ini berbahaya sekali," terang Sandiaga.
Karena itu, ia mengimbau kepada pelancong untuk sama-sama menjaga agar kutu busuk tidak sampai 'menyerang' Indonesia. Terutama dengan berwisata tidak ke luar negeri, melainkan di Indonesia saja.
"Mari kita jaga sama-sama supaya tidak masuk ke Indonesia. Jadi kita wisata di Indonesia saja," tutur Sandiaga.
Kutu busuk tengah menyerang beberapa negara. Di Mesir, pasangan suami istri asal Inggris meninggal dunia karena keracunan karbon monoksida saat berlibur di sebuah resor mewah di Mesir. Insiden ini terjadi setelah kamar sebelahnya disemprot dengan pestisida untuk membunuh kutu busuk, demikian temuan petugas koroner (petugas yang memeriksa mayat dalam hal kematian mendadak).
Baca juga: Kutu Busuk Bisa Kebal Terhadap Pestisida, Pakar Sampaikan Faktor Penyebabnya
Sejumlah kota besar di Asia mengantisipasi serangan kutu busuk setelah serangan serupa di Perancis. Korea Selatan menggelar pembasmian besar-besaran setelah beberapa sauna dan fasilitas perumahan mengalami serangan kutu busuk. Hong Kong dan Singapura juga mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan serangga kecil pengisap darah itu.
Di Singapura, seperti dilansir laman CNA, Senin (13/11/2023), perusahaan pengendalian hama melaporkan peningkatan jumlah kasus kutu busuk dan memperkirakan akan ada lebih banyak lagi kutu busuk di masa mendatang. Dalam dua bulan terakhir, kasus yang terdata di Aardwolf Pestkare, perusahaan pembasmi kutu, meningkat sekitar 40 persen.
Baca juga: Mengenal Kutu Busuk, yang Saat Ini Mewabah dan Mulai Muncul di Singapura
Manajer penjualan perusahaan tersebut, Pierce Chan, mencatat bahwa ada peningkatan kasus secara global, dengan Perancis dan Korea Selatan yang mengalami ledakan jumlah kutu busuk. ”Namun, wisatawan yang bepergian ke belahan dunia mana pun perlu waspada,” katanya.
Di Korea Selatan, selama sepekan terakhir, pemerintah setempat telah meningkatkan langkah-langkah pencegahan persebaran kutu busuk. Sekitar 30 kasus dugaan serangan kutu busuk telah dilaporkan secara nasional. Di antara lokasi serangan adalah spa tradisional Korea bernama jjimjilbang di Incheon, sebelah barat Seoul, dan di sebuah asrama perguruan tinggi di tenggara kota Daegu.
Baca juga: Basmi Kutu Busuk, Pemerintah Korea Selatan Bentuk Tim Khusus dan Siapkan Dana Rp 5,9 M
Mulai 8 November 2023, Kantor Perdana Menteri Korea Selatan meluncurkan kampanye selama empat pekan dengan memeriksa fasilitas-fasilitas umum. Selain itu, juga dilakukan langkah-langkah pengendalian hama.