Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendampingi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR-RI) Puan Maharani, mengunjungi lokasi kegiatan pertambangan di PT Freeport Indonesia (PTFI).
Tak hanya Puan, sejumlah anggota DPR RI lainnya seperti wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Wakil Ketua Komisi X dan Wakil Ketua Majelis Kehormatan DPR RI, juga turut menyambangi wilayah kerja PTFI.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, memberikan penjelasan seputar kegiatan pertambangan kepada rombongan dan melakukan peninjauan tambang terbuka Grasberg dan tambang bawah tanah pada Minggu (10/12) pagi.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Siap Berikan Dukungan Smelter Freeport Gresik
Tambang Grasberg sendiri merupakan wilayah tambang yang berada pada ketinggian 4.280 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang juga merupakan area dengan curah hujan tertinggi di dunia, yaitu 200 inci per tahun.
"Selain mengunjungi tambang terbuka Grasberg, rombongan DPR RI dan Kementerian ESDM akan mengunjungi ke pabrik pengolahan, tambang bawah tanah, yang merupakan tambang bawah tanah terbesar di dunia," ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Agus Cahyono Adi dalam pernyataannya, dikutip Senin (11/12/2023).
Tambang Grasberg berada di ketinggian lebih dari 4.200 mdpl.
Di tempat ini, penambangan menggunakan metode penambangan terbuka sehingga memungkinkan penggunaan alat berat berukuran besar seperti shovel dan truk besar (haul truck) untuk menambang material.
Sejak tahun 2020, tambang terbuka Grasberg sudah tidak beroperasi lagi.
Tambang bawah tanah yang dimiliki PTFI saat ini merupakan yang terbesar di dunia dan berada di ketinggian lebih dari 2.500 mdpl. Freeport Indonesia kini telah menyongsong era tambang bawah tanah.
Tambang bawah tanah yang saat ini aktif beroperasi adalah Grasberg Block Cave, Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan.
Baca juga: Ditargetkan Rampung Sesuai Jadwal, Kemendag Dukung Kebutuhan Operasi Freeport untuk Smelter Gresik
Setelah diproses di pabrik pengolahan (Mill) dengan cara penghancuran, penggilingan dan pengapungan (flotasi), menghasilkan lumpur konsentrat.
Selanjutnya, dialirkan melalui jalur pipa sepanjang 110 kilometer (74 mil) ke pabrik pengering.
Di sini, lumpur yang mengandung tembaga, emas dan perak dikeringkan hingga kadar kandungan air sembilan persen.