Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID Food, Frans Marganda Tambunan, mengungkap cara agar harga gula dalam negeri bisa turun.
Diketahui, harga gula konsumsi dalam negeri pada akhir tahun ini sedang mengalami kenaikan. Harganya disebut naik cukup signifikan dibanding pada 2022.
Ditemui usai acara National Sugar Summit 2023 di Jakarta Timur, Frans menyebut harga gula bisa terkoreksi bila pelaku usaha yang mempunyai izin importasi, segera merealisasikannya.
Baca juga: Harga Gula Melonjak Jelang Akhir Tahun, Ini Biang Keroknya
"Kalau ditanya ini sampai kapan (harga gula tinggi), nah tadi kan sudah disampaikan Pak Ketut (Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa) bahwa Bapanas sudah meminta semua pelaku usaha yang punya izin importasi supaya segera merealisasikan," ujar Frans, Rabu (13/12/2023).
"Kalau itu terealisasi, harusnya akhir Desember atau di awal Januari ini sudah ada yang tiba (gula impornya). Jika itu tiba, pasti itu (harganya) ada koreksi," imbuhnya.
Frans kemudian mengatakan, begitu ada isu impor, harga gula di tingkat distributor itu sudah turun lebih dari Rp500.
Jadi, begitu ada isu impor, saat November lalu, harga lelang atau harga distributor sudah sempat capai Rp15.500. Sekarang disebut sudah di bawah Rp15 ribu, yaitu sekitar Rp14.800-Rp14.700.
"Jadi, mudah-mudahan dengan ada realisasi, ada koreksi. Harganya semakin turun, berbarengan kedatangan stok untuk bisa melakukan distribusi," ujar Frans.
Adapun untuk harga gula yang akhir tahun ini sedang mengalami kenaikan, ia menyebut ada dua faktor yang mempengaruhi.
Pertama, secara nasional produktivitas gula RI tengah mengalami penurunan karena efek iklim.
Kedua, harga gula dalam negeri terkena dampak kenaikan harga gula dunia.
"Dibandingkan awal tahun, kenaikan harga dunia sekarang ini mungkin sudah lebih dari 30 persen," kata Frans.
Ia menyebut bahwa tahun lalu juga terjadi kenaikan harga gula, tetapi karena neraca stok RI masih aman, tidak terlalu berpengaruh terhadap harga gula.
Namun, karena dua faktor yang ia sebutkan, kenaikan harga gula tahun ini dinilai cukup signifikan.
Frans kemudian mengatakan alasan harga dunia bisa naik, yaitu salah satunya karena kebijakan India yang memutuskan tidak melakukan ekspor gula hingga semester 1 2024.
Indonesia pun terkena dampaknya karena disebut Frans 70 persen gula konsumsi RI berasal dari India.
"Jadi itu beberapa hal yang mempengaruhi kenapa tahun ini kenaikan harga cukup signifikan," ujar Frans.
"Kalau tadi Pak Kepala Badan Pangan Nasional sampaikan sudah Rp17 ribu ya (harga gula). Mungkin di tahun lalu itu naik, tapi masih di bawah Rp15 ribu," lanjutnya.
Hari ini menurut data panel harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata gula konsumsi secara nasional sebesar Rp17.340 per kilogram, naik 0,29 persen.
Lalu, data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional juga mencatat adanya kenaikan harga nasional gula pasir lokal.
Hari ini, per kilogramnya dibanderol Rp17.550, naik 0,57 persen atau sebesar Rp100.