TRIBUNNEWS.COM -- Industrialisasi di Kabupaten Morowali Suawesi Tengah terus digenjot. Sejumlah pertambangan nikel pun telah berdiri di daerah itu.
Akan tetapi kemajuan ekonomi tidak dinikmati oleh masyarakat setempat secara signifikan.
Calon Presiden (capres) no 1 Anies Baswedan mengatakan, saat ini tenaga kerja pertambangan nikel di Morowali didominasi oleh tenaga kerja asing.
Baca juga: Pakar Hukum Perdagangan Internasional: Seharusnya Indonesia jadi Pemain Utama Nikel
Ia mengingatkan kepada pemerintah untuk membangun sekolah vokasi di Morowali.
Gubernur Jakarta 2017-2022 itu lantas mengatakan sudah semestinya pendidikan vokasi dibangun di daerah pertambangan. Dengan begitu, lapangan pekerjaan yang tersedia akan menyerap tenaga kerja lokal.
"Sudah seharusnya proyek-proyek yang berada di daerah pertambangan, apabila belum didapatkan kompetensi yang setara, maka harus ada usaha serius membangun sekolah vokasi," kata Anies, Sabtu (16/12/2023)
Jika pendidikan vokasi itu tidak disiapkan, lanjut Anies, berarti pemerintah memang mempersiapkan lapangan pekerjaan itu untuk tenaga asing.
"Begitu disiapkan tambang, belum tentu siap tenaga kerjanya dari lokal. Kalau itu semua (sekolah vokasi) tidak ada, ya berarti memang untuk luar terus," ujarnya.
"Ketika di sini ada pembangunan tambang, ada industrialisasi, apakah tenaga kerja yang dibutuhkan sudah siap? Pertanyaannya, sudahkah disiapkan vokasi? Adakah SMK? Adakah institut? Adakah politeknik?" tanya Anies saat doorstop di Morowali.
Waketum Partai NasDem, Ahmad Ali, yang saat itu mendampingi Anies berkunjung ke Morowali pun menjawab tidak ada. Ia membenarkan bahwa pendidikan vokasi sangat minim di daerah tersebut.
Baca juga: Prospek Bisnis Nikel Menggiurkan Bikin Kontribusi Kinerja Antam Makin Positif
Perlu Koperasi
Anies Baswedan juga menekankan perlunya koperasi untuk mendukung perekonomian Morowali.
Mengingat, daerah itu tengah menjadi lokasi industri nikel setelah Indonesia memberlakukan larangan ekspor bijih nikel pada 2019.
Koperasi tersebut, kata Anies, nantinya akan menjadi supplier kebutuhan makan para pekerja tambang.
"Ada puluhan ribu yang bekerja. Pertanyaannya, pasokan makannya dari mana? Sudahkah pasokan makanan dikerjakan orang lokal yang bekerja di sini?" tanya mantan Gubernur Jakarta itu saat menjawab pertanyaan wartawan di Morowali.
"Kenapa tidak menyiapkan koperasi-koperasi setempat untuk menjadi supplier kebutuhan makanan mereka yang bekerja," imbuhnya.
Dengan koperasi, lanjut Anies, kekayaan alam di Morowali akan semakin terasa manfaatnya bagi warga setempat.
"Jangan sampai kekayaan alamnya di Morowali, tapi yang merasakan lompatan kesejahteraannya belum tentu pernah ke Morowali," tutupnya.