Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) kini mulai mendiversifikasi bisnisnya dengan menggarap segmen korporasi terutama segmen UMKM setelah perusahaan sukses menggarap bisnis perbankan digital di segmen ritel konsumer yang menyasar anak muda.
Aditya Wahyu Windarwo: Pj. Direktur Utama dan Direktur Bisnis BNC di acara public expose BNC di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2023 mengatakan, strategi ini dijalankan agar perusahaan bisa memaksimalkan sekaligus menjaga revenue.
Selain itu juga untuk menjaga margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang saat ini mencapai rata-rata 17 persen.
"Kami saat ini telah memiliki lebih dari 25 juta individuals di aplikasi dan 2.500an nasabah korporasi. Tahun 2024 nanti kami percaya setelah 3 tahun bertransformasi BNC akan bisa tunjukkan kinerja ayang lebih baik," ujr Aditya.
"Penyaluran kredit kami optimistis bisa tumbuh 20 sd 25 persen melalui diversifikasi. Dana murah kami yakin tumbuh antara lain dari CASA (current account saving account)," ungkap Aditya.
Baca juga: BNC Perluas Layanan Perbankan Digital, Kinerja Semester I 2023 Membaik
Dia mengatakan, NIM BNC saat ini lebih tinggi karena sejak awal perusahaan menggarap segmen consumer. "Fokus kami awalnya memang lebih banyak ke konsumtif berupa consumer loan, tapi kami juga mulai garap segmen SME," ungkapnya.
Dia mencontohkan, pinjaman komersial atau commercial loan tenornya biasanya minimal 12 bulan, dan hal itu akan emberi kontribusi pendapatan lebih stabil bagi perusahaan sementara di sisi lain, consumer loan memiliki karakter tenor pinjaman yang lebih pendek.
Aditya mengatakan, BNC sudah mulai mencetak laba di bulan Oktober dan November 2023, namun dia tidak menyebutkan berapa nilainya.
"Di Desember ini kami akan optimalisasi revenue kami. Ini akan jadi milestone kami karena bisa efisiensikan cost dan optimalkan revenue," kata dia.
Dia mengatakan dengan 25 juta user yang teregistrasi saat ini, aplikasi BNC menjadi aplikasi perbankan digita yang paling interaktif di Indonesia saat ini, antara lain karena mengintegrasikan game interaksi hingga pemantauan harga saham di bursa bekerja sama dengan perusahaan sekuritas.
Karena itu, pihaknya tidak khawatir dan siap berkompetisi di tengah banyaknya kemunculan bank-bank digital baru di Indonesia.
"Kami melihat beberapa bank dengan layanan perbankan digital sudah bermunculan, tapi kami melihat mereka punya value preposition berbeda. Bagi kami, yang menetukan apakah layanan tersebut akan digunakan oleh masyarakat aau tidak adalah apakah layanan tersebut mampu memenuhi kebutuhan mereka bertransaksi," ungkapnya.
"Kami malah senang hadirnya teman-teman yang terjun di bisnis ini karena model bisnis perbankan digital ini saling komplementer," kata dia.
"Selama ini bisnis perbankan digital yang kami amati tidak bisa hanya bertumpu pada ekosistem tunggal tapi multiple termasuk offline dan online," imbuhnya.
Dia menegaskan, dengan semakin banyaknya pemain perbankan digital di Indonesia, hal itu akan mendorong perbankan berian layanan terbaik ke masyarakat.
Proyeksi Laba 2024
Aditya mengatakan, terkait proyeksi laba full year 2024 pihaknya akan mengejar pencapaiannya melalui strategi efisiensi.
"Di tahun terseubut, untuk bisa meraih net profit kami yakin akan sudah bisa kami bukukan. Kuartal I 2024 akan jadi fase turn around bagi kami sekaigus menjadi proksi untuk raih profitabilitas di 2024," ujarnya.
"Kami ke depan akan membuat terobosan baru melalui engagement baru, yang tidak menjadikan bank sebgai lender dan customer sebegai borrower. Kami juga eksplor peluang layanan lain seperti payroll," bebernya.
Tahun depan BNC juga akan garap layanan offline to online melalui akuisisi dan penetrasi pada segmen bisnis yang diyakini akan membesar dalam 5 tahun ke depan.
"Seperti segmen anak muda, kami yakin mereka akan menjadi penggerak ekonomi dalam 5 atahun ke depan. Jika kita capture mereka lebih awal kami yakin mereka akan loyal kepada kami dan menjadikan kami top of mind di benak mereka," kata Aditya.
"Kami melihat potensi nasabah anak muda yang selama ini kami lihat belum digarap oleh perbankan secara serius," sebutnya.
"Ke mereka, kami garap untuk transaksi wealth management secara seamless dan cepat, tidak hanya layanan payment dan top up pulsa. Dengan semakin lengkap ftur ftur kami, pelanggan kami secara organik bisa bertambah baik invidual maupun korporasi," tegas Aditya.
Indikator Kinerja
Berdasarkan laporan keuangan sampai dengan posisi September 2023, BNC mencatatkan peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 20,76 persen menjadi Rp15,30 triliun pada September 2023, dibandingkan September 2022 yang sebesar Rp12,67 triliun.
Kenaikan juga dicatatkan BNC pada pencapaian penyaluran kredit, pada September 2023 yang sebesar Rp10,96 triliun tumbuh 22,73 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,93 triliun.
Kenaikan ini didorong dari penyaluran kredit secara digital yang dilakukan oleh BNC dengan menggandeng mitra-mitra strategisnya. Dengan demikian, aset BNC juga mengalami peningkatan sebesar 21,58 persen menjadi Rp19,45 triliun pada September 2023, dibandingkan aset pada periode sebelumnya yang sebesar Rp15,99 triliun.
"Bank telah menetapkan sejumlah target pada 2024. Penyaluran kredit misalnya ditargetkan tumbuh 20-25 persen pada 2024. Dana pihak ketiga (DPK) ditargetkan mengikuti pertumbuhan kredit bank," kata Aditya.
Seiring dengan kenaikan total kredit dan kenaikan DPK, pendapatan bunga bersih (NII) BNC meningkat secara signifikan menjadi Rp2,21 triliun atau naik sebesar 102,86 persen pada September 2023 dibandingkan posisi yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,09 triliun.
Hal ini tercermin dari Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BNC yang terus mengalami penurunan, menjadi sebesar 116,91 persen di akhir kuartal ketiga 2023, turun signifikan dari 130,97 persen pada September 2022 lalu.
Pencapaian positif lainnya adalah rasio Net Interest Margin (NIM) pada September 2023 yang berhasil naik menjadi 17,34 persen dari 12,74 persen di September 2022.
"Laba full year tahun depan. Saya tidak mau menyebutkan targetnya berapa, yang jelas ada inisiatif yang kami lakukan, ini berpengaruh ke tingkat laba," ujar Aditya.