Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Produsen kendaraan asal Jepang Toyota resmi memberhentikan seluruh distribusi mobil yang mereka produksi baik di Jepang maupun di pasar Global berlaku mulai Rabu, (20/12/2023).
“Toyota telah memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman model yang terkena dampak skandal uji keselamatan yang dilakukan Daihatsu. Kami menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan kepada seluruh pelanggan,” Jelas pengumuman yang dirilis Toyota.
Baca juga: Toyota: Model yang Terdampak Skandal Keselamatan Daihatsu Termasuk yang Diekspor ke Indonesia
Daftar Kendaraan Daihatsu dan Toyota Yang Stop Produksi
Dalam lampiran dari keterangan resmi Toyota Motor Corporation (TMC), sedikitnya terdapat enam kendaraan yang akan di setop produksinya dari pasar global mulai 20 Desember 2023.
Diantaranya mobil Daihatsu Ayla, Toyota Agya, Toyota Rush, Raize, Avanza, Veloz, serta Yaris Cross.
Merek-merek tersebut telah dipasarkan di Indonesia.
Sementara kendaraan yang akan di setop produksinya dari pasar Jepang yakni Pixies Epoch, Copen, Pixis Van, Pixis Truck, Raize, Roomy, Town Ace, Probox.
Kecurangan Uji Tabrak
Keputusan ini diambil Toyota usai namanya ikut terseret dalam skandal kasus penipuan yang dilakukan oleh anak perusahaannya yakni Daihatsu.
Skandal penipuan yang menimpa Daihatsu pertama kali mencuat ke publik pasca tim investigasi independen Jepang menemukan adanya kecurangan uji tabrak pada kendaraan Daihatsu.
Baca juga: Toyota Hilux Hybrid Mulai Diniagakan Tahun 2024
Dalam laporan tertulisnya, Tim investigasi yang dikomandoi Makoto Kaiami menjelaskan bahwa Daihatsu terbukti melakukan kecurangan pada 174 item dalam 25 kategori pengujian. Adapun jumlah model mobil yang terlibat dalam skandal manipulasi saat ini mencapai 64, termasuk 22 model yang dijual Toyota.
Saat ini belum ditemui apakah ada kecelakaan akibat kesalahan teknis tersebut. Tetapi Toyota dan Daihatsu mengatakan bahwa pihaknya kini mulai melakukan verifikasi teknis menyeluruh.
“Kami yakin untuk mencegah terulangnya kembali, selain peninjauan operasi sertifikasi, diperlukan reformasi mendasar untuk merevitalisasi Daihatsu sebagai sebuah perusahaan,” kata Toyota.
Sebagai informasi kasus pemalsuan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Daihatsu, sebelumnya produsen otomotif asal Jepang pada April lalu kepergok memalsukan hasil uji tabrak untuk empat modelnya, yang melibatkan total 88 ribu kendaraan yang diproduksi di Thailand dan Malaysia pada tahun 2022 dan 2023.
Imbasnya pada Mei 2023, Daihatsu terpaksa menghentikan produksi dua model kendaraan hibrida produksinya di Jepang, termasuk SUV Toyota Raize, yang diproduksi atas nama perusahaan induknya yakni Toyota.