News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Luhut: Potensi Ekonomi Hilirisasi Rumput Laut Lebih Besar dari Nikel

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budidaya rumput laut.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan nilai ekonomi hilirisasi rumput laut digadang-gadang dapat lebih besar dibandingkan hilirisasi industri nikel.

Untuk itu, Pemerintah menyiapkan roadmap untuk memaksimalkan potensi rumput laut yang berlimpah di dalam negeri.

Ditargetkan, dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun hilirisasi rumput laut dapat berjalan dan memberikan benefit yang diharapkan.

"Jadi rumput laut ini menurut saya menjadi satu buah project yang ke depan dalam 5 tahun 10 tahun ke depan akan sama pengaruhnya, atau mungkin lebih besar pengaruhnya daripada tambang nikel itu," papar Luhut dalam paparannya secara daring, Jumat (22/12/2023).

Luhut optimis program hilirisasi rumput laut dapat berjalan sesuai harapan.

Hal ini dikarenakan Indonesia sudah berpengalaman dalam menjalankan program hilirisasi beberapa komoditas, contohnya nikel.

"Dan itu bisa karena pengalaman kita menangani nikel dalam 7 tahun, dari ekspor kita cuma 1,5 miliar dolar AS, sekarang kita ekspor sudah sampai pada 34 miliar dolar AS," papar Luhut.

Baca juga: Maksimalkan Hilirisasi Bisa Jadikan Wakatobi Penghasil Rumput Laut Nomor 1 di Dunia

"Angka ini akan tambah terus, tergantung turunannya. Seperti kita bikin lithium battery, kemudian mobil listrik, motor listrik, jadi sudah satu terintegrasi," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, M. Firman Hidayat mengatakan, hilirisasi rumput laut dapat meningkatkan nilai tambah.

Produk turunan rumput laut antara lain biostimulan atau pupuk organik, ada bioplastik.

Baca juga: Hilirisasi Rumput Laut Digenjot di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Pemerintah tengah membuat pilot project pengembangan rumput laut di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Teluk Ekas.

"Potensi hilirisasi ada di sektor nontambang salah satunya seaweed, dan ini manfaatnya sangat besar karena banyak pekerja yang ada di dalamnya," papar Firman.

"Selama ini kita hanya mengekspor dalam bentuk mentah ataupun diproduksi dalam bentuk agar-agar padahal potensi hilirisasi dari rumput laut macam-macam, ada biostimulan atau pupuk organik, ada bioplastik," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini