TRIBUNNEWS.COM, - Ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), dinilai dampak dari langkah pemerintah yang kurang taat terhadap peraturan investasi.
Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif CESS (Center for Energy Security Studies) Ali Ahmudi Achyak mengatakan, pemerintah saat ini cenderung terburu-buru dalam menjalankan investasi yang masuk ke Indonesia, tanpa memenuhi aturan berlaku secara baik.
"Ini bukan semata tentang investasi, namun lebih kepada ketaatan menjalankan aturan investasi. Kecenderungan pemerintah saat ini yang sering terburu-buru dan sering melabrak rambu-rambu itu, yang sering menimbulkan dampak buruk dan sistem ekonomi beresiko tinggi," kata Ali saat dihubungi Tribunnews, Rabu (27/12/2023).
Menurutnya, kebijakan investasi harus dilandasi aturan yang jelas dibarengi dengan risiko-risiko yang akan terjadi.
Baca juga: Komisi VII DPR Bakal Panggil 2 Menteri Jokowi Terkait Meledaknya Tungku Smelter PT ITSS di Morowali
Dia juga menyampaikan setidaknya ada empat poin yang perlu dibenahi agar kejadian serupa tidak terulang.
Pertama, pemerintah menerapkan secara tegas undang-undang Minerba dan seluruh produk turunannya termasuk mengatur hilirisasi.
"Kedua, pemerintah meninjau kembali dan memperkuat aturan tentang pembangunan smelter untuk memastikan bahwa teknologi yang digunakan betul-betul proven dan aman," ucap dia.
Kemudian ketiga, pemerintah dan industri harus memastikan bahwa SDM yang ada adalah profesional, terlatih dan patuh pada SOP dan pedoman HSSE (Health, Safety, Security and Environment).
"Keempat perlu pemantauan secara berkala agar busa mendeteksi secara dini kondisi smelter sehingga kehandalan tetap terjaga," terang dia.
"Sektor pertambangan dan industri berat termasuk yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi karena selain menggunakan mesin-mesin berteknologi canggih, juga biasanya berada di lokasi-lokasi tertentu yang tidak mudah pengelolaannya," sambungnya.
Jangan Gila Investasi
Menko Polhukam Mahfud MD mendorong pemerintah untuk bersikap tegas terkait meledaknya meledaknya tungku smelter PT ITSS.
Menurutnya, pemerintah harus memastikan semua perusahaan yang beroperasi di Indonesia beroperasi sesuai aturan dan menjamin keamanannya.
"Pemerintah sudah menghentikan operasinya kan, operasional PT tersebut sudah oleh pemerintah, itu sudah dihentikan dan memang nampaknya selama ini agak tertutup," kata Mahfud di Pondok Pesantren Tahfidz Quran Nurul Hidayah di Sukabumi Jawa Barat pada Rabu (27/12/2023).
"Dan pemerintah harus tegas bahwa yang beroperasi di negara Republik Indonesia ini harus sesuai dengan aturan-aturan dan harus menjamin keamanan. Kan ini sudah beberapa kali terjadi. Kalau kita mau masuk dipersulit dengan aturan ini, alasan ini, itu dan sebagainya," sambung dia.
Mahfud juga mendorong ketegasan pemerintah dalam menjamin keselamatan para warga negara Indonesia yang bekerja di perusahaan asing di Indonesia.
Ia mengingatkan agar pemerintah tidak tergila-gila dengan investasi tapi mengabaikan keselamatan rakyatnya.
"Dan pemerintah harus tegas, jangan tergila-gila pada investasi tapi warganya sendiri menjadi korban, warga negaranya sendiri jadi korban," kata Mahfud.
"Pemerintah harus tegas, karena setiap investasi dan pembangunan tuh ya untuk warga negara. Kalau investasi besar-besaran, tapi warga negaranya nggak terlindungi keselamatannya, itu tidak boleh terjadi," sambung dia.
PT ITSS Janjikan Perbaikan
Manajemen PT ITSS mengklaim pihaknya tidak akan menutup-nutupi penyebab kejadian ledakan tungku smelter pada Minggu (24/12/2023) pagi.
Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan menyatakan saat ini, sedang dilakukan investigasi pada sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi kejadian yang berada di Kawasan Industri IMIP.
Perusahaan mempercayakan proses pendalaman penyebab kejadian kecelakaan kerja di PT ITSS kepada pihak berwenang.
"Serta menjamin terselenggaranya kerja sama dengan para pihak terhadap rekomendasi penanganan dampak yang muncul sesuai tata hukum yang berlaku. Perusahaan siap melakukan segala bentuk perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tutur Dedy dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Rabu (27/12/2023).
Ia pun menyampaikan pekerja yang saat ini menjalani perawatan di rumah sakit, seluruh biayanya ditanggung perusahaan.
Baca juga: Anggota DPR Ramai-ramai Desak Pemerintah Hentikan Kegiatan Operasional Smelter PT ITSS di Morowali
"Selama perawatan PT IMIP juga memastikan seluruh kebutuhan korban selama di rumah sakit, akan terpenuhi, baik fisik maupun psikis. Ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian kepada mereka yang telah menjadi korban," kata dia.
Daftar Korban Meninggal Dunia
19 pekerja PT ITSS telah meninggal dunia akibat ledakan tungku smelter, di mana 11 orang merupakan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 8 orang diantaranya tenaga kerja asing (TKA).
Berikut daftar nama korban meninggal dunia:
Pekerja Indonesia
1. Taufik, meninggal tanggal 24 Desember 2023.
2. Tobing, meninggal tanggal 24 Desember 2023
3. Messak, meninggal tanggal 24 Desember 2023
4. Dadang Mudasri, meninggal tanggal 24 Desember 2023
5. Abdul Mursalim, meninggal tanggal 24 Desember 2023
6. Irwandi, meninggal tanggal 24 Desember 2023
7. Zulfikar, meninggal tanggal 24 Desember 2023
8. Rifal Saputra, meninggal tanggal 24 Desember 2023
9. Wahyudi, meninggal tanggal 24 Desember 2023
10. Irfan Bukhari asal Silopo, Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, meninggal Senin Tanggal 25 Desember 2023 pukul 16.50 Wita
11. Amiruddin, warga asal Desa Pamusureng Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, meninggal dunia Rabu Tanggal 27 Desember 2023 pukul 00.05.
Pekerja Asing
1. Wang Bing, meninggal tanggal 24 Desember 2023
2. Zhang Wei, meninggal tanggal 24 Desember 2023
3.Zhang Hong, meninggal tanggal 24 Desember 2023
4. Guo Tao, meninggal tanggal 24 Desember 2023
5. Wang Ning, meninggal Dunia Senin tanggal 25 Desember 2023 pukul 11.50 Wita
6. Lie Hung Chun, meninggal Dunia Senin tanggal 25 Desember 2023 pukul 18.20 Wita
7. Wang Bo Huai, meninggal Dunia Senin tanggal 25 Desember 2023 pukul 23.50 Wita
8. Wu Cheng Shang, meninggal Dunia Selasa tanggal 26 Desember 2023 pukul 00.16 Wita.
Pekerjaan Pertama
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif menyampaikan satu di antara korban meninggal dunia akibat ledakan smelter di Morowali merupakan keluarganya.
Hal tersebut disampaikan dalam akun media sosial X milikny.
Ia menyebut anggota keluarga menjadi korban ledakan smelter bernama La Ode Abdul Mursalim.
“Salah seorang keluarga saya, La Ode Abdul Mursalim, meninggal dalam ledakan ini,” ujar Laode.
Menurutnya, pekerjaan di smelter nikel itu merupakan yang pertama bagi Abdul Mursalim setelah lulus.
Laode lantas meminta doa untuk keluarganya tersebut. “Ini pekerjaan pertama dia setelah lulus kuliah,” kata Laode.