Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2024 sebesar 5,80 persen.
Angka optimisme ini dirasa rasional meski di tengah kondisi geoekonomi dan geopolitik yang kemungkinan besar akan tetap berlangsung pada tahun 2024.
"Kami tetap optimistis menghadapi tahun 2024. Seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, kami memperkirakan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2023 sebesar 4,81 persen dan target tahun 2024 sebesar 5,80 persen," tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kamis (28/12/2023).
Baca juga: Tutup Tahun 2023, Indeks Kepercayaan Industri Tetap Ekspansif di Angka 51,32 Poin
Menperin menilai, akan ada empat tantangan besar yang terjadi di 2024. Pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan negara-negara Eropa, sehingga permintaan global akan turut melemah dan permintaan terhadap produk ikut menurun.
Kedua, akan terjadinya depresiasi nilai tukar akibat kebijakan moneter di negara maju untuk menekan inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga.
Ketiga, apabila konflik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel berkepanjangan, akan dapat menggangu stabilitas kawasan sehingga memicu kenaikan harga komoditas, pangan, dan energi.
Keempat, pelaksanaan pemilu di satu sisi memberikan dampak positif bagi industri nasional, namun di sisi lain terdapat kemungkinan investor mengambil posisi wait and see sambil menunggu dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden yang definitif.
Lalu, capaian industri pengolahan nonmigas pada tahun 2023 yang diproyeksi sebesar 16,91 persen dan target pada tahun 2024 mencapai 17,90 persen.
Sedangkan nilai ekspor industri pengolahan nonmigas diperkirakan pada tahun 2023 berada di angka 186,40 miliar dolar AS dan pada tahun 2024 ditargetkan mencapai 193,4 miliar dolar AS.
Baca juga: Tutup Tahun 2023, Indeks Kepercayaan Industri Tetap Ekspansif di Angka 51,32 Poin
Sementara itu, nilai investasi industri pengolahan nonmigas diperkirakan mencapai Rp 571,47 triliun pada tahun 2023 dan target di 2024 akan mencapai Rp 630,57 triliun.
"Penyerapan tenaga kerja industri pengolahan nonmigas akan mencapai 20,33 juta orang pada tahun 2024," ungkap Menperin.
Guna mencapai target-target tersebut, Menperin menyatakan, pihaknya siap menggulirkan beberapa program prioritas pada tahun 2024.
Misalnya, program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan kepada industri pengolahan kayu, makanan dan minuman, tekstil, serta kepada para pelaku industri kecil menengah.
Selain itu, melanjutkan hilirisasi sumber daya alam di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang dan mineral, serta industri berbasis migas dan batubara.
Berikutnya, untuk mendukung kebijakan green economy serta dekarbonisasi sektor industri, Kemenperin terus berupaya memacu pembangunan industri hijau untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Kemenperin juga akan memperkuat penumbuhan dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi.
Ada pula pemberian fasilitasi sertifikasi secara gratis kepada perusahaan industri dalam negeri melalui Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, antara lain sektor alat kesehatan, alat dan mesin pertanian, farmasi, permesinan, elektronika dan telematika, logam, kelistrikan, kimia, pupuk, otomotif dan komponennya, keramik, semen, serta tekstil.
Kemenperin juga terus mendorong berkembangnya ekosistem halal dan memperkuat daya saing produk nasional melalui Program Fasilitasi dan Pembinaan Industri Halal.