Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menyalurkan bantuan pangan beras pada awal tahun ini dan akan berlangsung mulai Januari hingga Maret 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan, pihaknya bersama Perum Bulog selalu memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) cukup untuk pelaksanaan bantuan pangan ini.
Adapun bantuan beras pada tahap pertama ini (Januari-Maret), rencananya juga akan dilanjut pada April-Juni apabila APBN-nya mencukupi.
"Satu tahapan selama tiga bulan itu membutuhkan beras sekitar 660 ribu kg,” kata Arief dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (4/1/2024).
Arief mengatakan, beras di Bulog hari ini ada 1,4 juta ton. Angka ini bergerak terus karena pemerintah memiliki berbagai program penyaluran.
"Kemarin pun ada sedikit lag (keterlambatan) 2 bulan produksi karena dampak iklim El Nino," ungkapnya.
Baca juga: Anies Sanggah Keras Zukifli Hasan: Bansos dari Uang Pajak, Tak Etis Diklaim Bantuan Pribadi
Bantuan pangan seperti ini disebut akan terus digelontorkan pemerintah sebagai bantalan ekonomi dan pengungkit daya beli masyarakat.
Selain sebagai bantalan ekonomi, Arief mengatakan, program bantuan pangan beras juga berkontribusi dalam pergerakan inflasi nasional, terutama inflasi beras.
Ia mengatakan penggelontoran bantuan pangan beras dapat menekan harga pasar dan mengendalikan inflasi beras itu sendiri.
Dia bilang, berkat bantuan pangan beras tahap pertama pada 2023, pergerakan inflasi beras diklaim cukup terkendali dan bahkan di Juli deflasi 0,02 persen.
Namun, Agustus dan September inflasi beras mulai naik, bahkan pada September inflasi beras mencapai 5,61 persen.
Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Sebut Zulkifli Hasan Politisasi Bansos Untuk Kepentingan Capres-Cawapres Tertentu
Menurut dia, tingginya inflasi beras di September disebabkan berkurangnya pasokan dan penurunan produksi akibat dampak El Nino.
"Sesuai arahan Bapak Presiden, kita sikapi dengan pengguliran kembali bantuan pangan beras," kata Arief.