TRIBUNNEWS.COM -- Perusahaan milik pengusaha Rusia Mikhail Fridman, ABH Holdings S.A. (ABHH) pun melakukan perlawanan setelah bank mereka di Ukraina dicaplok oleh pemerintah negeri itu.
Pasalnya, bank milik mereka yaitu Sense Bank (sebelumnya Alfa Bank Ukraina) dibeli paksa oleh pemerintah Ukraina dengan harga hanya 1 hryvnia Ukraina atau 0,02 dolar AS, kalau dirupiahkan sebesar Rp 309,67 (kurs Rp 15.485/dolar AS).
ABHH mengajukan klaim terhadap Ukraina untuk meminta kompensasi sebesar 1 miliar dolar AS atau Rp 15,48 triliun atas nasionalisasi paksa lembaga keuangan tersebut.
Baca juga: Ukraina Telah Bakar Dana Rp 3.154 Triliun Bantuan Barat Perangi Rusia, Lihat Hasilnya?
Dikutip dari Pravda Ukrainska media berbasis di Kiev, Perusahaan telah mengajukan klaim ke International Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID), badan penyelesaian sengketa investor-negara terkemuka di dunia, di bawah naungan Bank Dunia di Washington DC.
“Jumlah yang diklaim lebih dari 1 miliar dolar AS. Dasar hukum klaim adalah Perjanjian antara Uni Ekonomi Belgo-Luksemburg dan Pemerintah Ukraina tentang Promosi Timbal Balik dan Perlindungan Investasi,” jelas ABHH.
Firma milik Fridman ini menuding pemerintahan Volodymyr Zelensky melanggar hukum dan melakukan tindakan diskriminatif kepada pemegang saham bank tersebut.
Ukraina juga dituduh melakukan kampanye hitam.
Fridman melalui perusahaannya tersebut menyatakan mempertimbangkan untuk mengajukan tuduhan tersebut ke pengadilan arbitrase internasional.
Setelah invasi Rusia, Ukraina melakukan pembekuan aset-aset milik pengusaha Rusia. Salah satunya adalah mencaplok seluruh saham Sense Bank secara sepihak dan menghargainya hanya dengan 0,02 dolar AS dari Dana Jaminan Deposito pada Juli 2023.
Bank ini sebelumnya telah dikeluarkan dari pasar Ukraina dan oleh Dewan Bank Nasional Ukraina direkomendasikan untuk dinasionalisasi.
Baca juga: Intelijen Inggris Deteksi Rusia Pakai Senjata Super KILLJOY di Ukraina, Bisa Hajar Kapal Induk!
Sense Bank dimiliki oleh ABH Ukraine Limited (Siprus) dan ABH Holdings S.A. (Luksemburg) merupakan pemilik mayoritas bank tersebut.
Sementara Petr Aven, warga negara Federasi Rusia dan Latvia, Andrei Kosogov, warga negara Federasi Rusia, memegang saham minoritas tidak langsung.
Alasan Ukraina menasionalisasi Sense Bank karena bank itu dianggap telah melakukan kegiatan mendanai perang melawan Ukraina.
Dinas Keamanan Ukraina telah menyampaikan pemberitahuan kecurigaan terhadap oligarki Rusia Mikhail Fridman.
Biro Keamanan Ekonomi Ukraina melaporkan bahwa Fridman kemungkinan melakukan pencucian uang sebesar UAH 100 juta (kira-kira 2,6 juta dolar AS).
Baca juga: Ukraina Nasionalisasi Bank Milik Rusia, Presiden Volodymyr Zelenskiy Sudah Tekan Undang-undangnya
Aksi pembekuan dan pengambilalihan aset milik pengusaha Rusia telah terjadi di negara Barat.
Aset di Uni Eropa telah Dibekukan
Aset-aset Rusia di negara-negara Barat terutama Uni Eropa menolak rencana untuk menggunakan pendapatan yang diperoleh dari aset-aset Rusia yang dibekukan sejak dimulainya invasi Moskow ke Ukraina untuk mendukung rekonstruksi negara yang dilanda perang tersebut.
Dikutip dari Politico, para pejabat UE telah mencari cara untuk mengurangi pendapatan dari aset senilai sekitar 300 miliar dolar AS yang tidak dapat dimobilisasi setelah perang dimulai.
Spanyol yang sedang menjadi pemimpin bergilir UE memperkirakan keuntungan dari cadangan bank sentral Rusia yang dibekukan di negara-negara UE dapat menghasilkan 15 miliar euro hingga 17 miliar euro untuk Kyiv pada tahun 2027.
Cadangan devisa Rusia dibekukan oleh negara-negara yang ikut serta dalam sanksi pada awal perang Moskow melawan Ukraina; mayoritas duduk di UE. Misalnya, sekitar €180 miliar disimpan di Euroclear Belgia, sebuah lembaga kliring yang bertindak sebagai kustodian cadangan devisa Rusia.