Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku UMKM di bidang konveksi dan sablon yang memproduksi atau menjual Alat Peraga Kampanye (APK) mengaku mengalami penurunan omzet dibanding Pemilu tahun 2019 lalu.
Para tim pasangan calon presiden memiliki jawaban yang berbeda terkait hal tersebut. Tim Kampanye Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (TKN AMIN) Wijayanto Samirin menyampaikan, pihaknya memang tidak banyak memesan APK.
Baca juga: KPU Fasilitasi Pemasangan APK di Baliho dan Videotron untuk Peserta Pemilu Saat Masa Kampanye
"Ini pertanyaan sulit di bagian 01. Karena 01 belum banyak pesan APK. Jadi saya menganggap itu bukan pertanyaan, tapi ide bagus," ujar Wijayanto di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Ia memastikan, jika nanti memesan APK akan menggunakan produk dalam negeri. Sebab, saat ini, belum ada pengadaan APK di Timnas Amin.
"Jadi suatu saat nanti ketika 01 banyak pesan APK, kita akan pastikan pakai produk dalam negeri," terangnya.
Sedangkan, Wakil Bendahara Umum TKN Paslon 2, Bobby Gafur Umar menerangkan, sudah melakukan pengadaan untuk poster, kaos dan APK, lainnya.
"Ya jadi kita sudah punya supplier, kita sudah punya vendor-vendor yang kita siapkan jauh-jauh hari, dan mereka itu kita ketahui memakaian waktu bulan lagi," tutur Bobby.
Baca juga: Dapat Instruksi dari Pusat, PKS Kota Bengkulu Mulai Pasang Foto Anies-Cak Imin di Baliho dan APK
Sementara itu, Deputi Operasi 247 TPN Ganjar-Mahfud Denon Prawiraatmadja menuturkan, APK yang digunakan saat ini, didukung oleh unsur relawan.
"Kita justru memperdayakan seluruh relawan untuk secara sesuai daya dan berkontribusi dalam penyiapan APK-APK," ucap Denon.
TPN memastikan, bahwa APK yang digunakan oleh tim pendukung Ganjar-Mahfud merupakan hasil produksi dari dalam negeri.
"Kita banyak produksi itu juga berasal dari dalam negeri, dan kita banyak disupport oleh relawan. Mereka mendistribusikan APK kita," tambah Denon.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) usai melakukan survei di pasar tanah abang memaparkan bahwa adanya penurunan omzet para pedagang di Tanah Abang. Disebabkan, para peserta pemilu lebih banyak mengalokasikan dananya ke influencer dan buzzer.
Baca juga: TPN Sesalkan Pencopotan APK Ganjar-Mahfud di Banten, Pemilu 2024 Terancam Terburuk Sepanjang Sejarah
"Peserta Pemilu mengalokasikan (banyak) dananya untuk memanfaatkan media sosial, buzzer ataupun influencer buat kampanye," ujar Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Yulius MA di Kantor di kantornya, Senin (8/1).
Penjualan produk untuk kampanye pada periode Pemilu sebelumnya. Di mana, penjualan tahun 2019 dirasakan lebih baik dibandingkan Pemilu tahun ini.
"Meskipun ada permintaan, namun tidak seramai dan tidak sebanyak Pemilu sebelumnya. Dinilai terdapat penurunan penjualan produk untuk kampanye cukup drastis sekitar 40 persen sampai 90 persen," ujar dia.