Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Center of Economic and Law Studies (Celios) menyampaikan, bahwa kinerja penerimaan pajak tahun 2024 akan menemui sejumlah tantangan.
"Pajak yang bersumber dari komoditas seperti tambang, migas dan perkebunan yang diperkirakan pada tahun ini akan melambat dan terkontraksi," ujar Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira saat dihubungi, Kamis (25/1/2024).
Sebab, swing harga komoditas menunjukkan terjadinya tekanan di sisi permintaan, harga yang diproyeksi rendah hingga pertengahan tahun 2024.
Baca juga: Miliki Ribuan Karyawan, Inul Daratista Keluhkan Besar Pajak Hiburan 40-75 Persen: Lagi Cari Solusi
Selain itu, lanjut Bhima, pajak dari sektor industri manufaktur yang menyumbang 30 persen dari total penerimaan pajak nasional akan berhadapan dengan lemahnya permintaan industri berorientasi ekspor.
"Hingga tekanan biaya produksi dan bahan baku impor," kata Bhima.
Ditambah, upaya peningkatan pajak yang berasal dari kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) sepertinya menimbulkan efek penolakan dikalangan pelaku usaha dan masyarakat.
"Lantaran momentum kenaikan tarif yang tidak tepat," terang Bhima.