News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Terusan Suez Sepi, Kapal Dagang Tak Mau Lewat Takut Ditembak Houthi di Laut Merah

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terusan Suez di Mesir sepi pelayaran dalam dua bulan terakhir, kapal-kapal takut melintas karena tak mau ditembak oleh militan Houthi di Laut Merah

TRIBUNNEWS.COM --Volume lalu lintas komersial yang melewati Terusan Suez telah turun lebih dari 40 persen dalam dua bulan terakhir.

Hal ini terjadi akibat serangan militan Houthi terhadap kapal-kapal dagang dan militer yang berhubungan dengan Israel di Laut Merah.

Kelompok Houthi melakukan hal itu sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, sehingga mendorong beberapa pengangkut kargo untuk mengambil rute yang lebih panjang dan lebih mahal untuk menghindari serangan.

Baca juga: Tempur Dua Jam, Rudal Yaman Memaksa Angkatan Laut AS Mundur dari Selat Bab al-Mandab di Laut Merah

“Kami sangat prihatin bahwa serangan terhadap pelayaran Laut Merah menambah ketegangan pada perdagangan global, memperburuk gangguan perdagangan (yang sudah ada) karena geopolitik dan perubahan iklim,” kata ketua Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) Jan Hoffman kepada wartawan pada hari Kamis.

Menurut UNCTAD, kapal-kapal yang beralih dari Laut Merah – yang berlayar mengelilingi Tanjung Harapan di Afrika Selatan – telah menyebabkan penurunan transit melalui Terusan Suez sebesar 42 persen dalam dua bulan terakhir.

Terusan Suez di Mesir menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah. Lebih dari 80 persen volume perdagangan barang internasional dilakukan melalui laut, kata Hoffman.

“Transportasi maritim benar-benar merupakan jalur kehidupan perdagangan global,” katanya dikutip Arab News.

Jumlah transit kapal kontainer mingguan melalui Suez telah turun sebesar 67 persen dibandingkan tahun lalu, menurut UNCTAD, karena lebih dari 20 persen perdagangan kontainer dunia melewati Terusan Suez.

“Mengingat kapal kontainer berukuran besar yang beralih dari Terusan Suez, penurunan daya dukung kontainer bahkan lebih besar lagi,” kata Hoffman.

Baca juga: Laut Merah Makin Menyala, Milisi Irak Gabung Houthi Yaman: Adang Hingga Pelabuhan Israel Mati Total

Lalu lintas kapal tanker turun 18 persen, transit kapal kargo curah yang membawa biji-bijian dan batu bara turun enam persen, dan transportasi gas terhenti.

Secara keseluruhan, antara 12 dan 15 persen perdagangan dunia – 20.000 kapal per tahun – melewati Laut Merah, sehingga menjadi penghubung antara Eropa dan Asia.

Situasi ini menjadi lebih buruk lagi karena jalur perdagangan maritim global lainnya juga menghadapi gangguan, dengan pembatasan transit melalui Laut Hitam sejak invasi Rusia ke Ukraina dua tahun lalu, sehingga menyebabkan harga pangan global melonjak.

Kekeringan di Amerika Tengah telah menyebabkan turunnya permukaan air di Terusan Panama, sehingga secara signifikan mengurangi jumlah lalu lintas yang dapat melintasi jalur penting tersebut.

“Gangguan yang berkepanjangan pada jalur perdagangan utama akan mengganggu rantai pasokan global, menyebabkan tertundanya pengiriman barang, peningkatan biaya dan potensi inflasi,” UNCTAD memperingatkan.

Perusahaan-perusahaan pelayaran global pun menjadi korban ulah Houthi tersebut.

Beberapa diantaranya adalah perusahaan Malaysia yang mengalami kenaikan biaya pengiriman dari Port Klang ke pelabuhan utama Eropa, Rotterdam. Ini dari tanggal 15 hingga 31 Desember dan 15 hingga 30 Januari.

Free Malaysia Today (FMT) memberitakan biaya pengiriman kontainer berukuran 20 kaki meningkat dari US$975 (Rp 15 juta) menjadi US$3.300 (Rp 51 juta) atau naik 238 persen. Sedangkan biaya pengiriman kontainer berukuran 40 kaki meningkat dari US$1.650 (Rp 25,9 juta) menjadi US$5.100 (Rp 80 juta) atau naik 209%.

"Harga naik karena risiko, premi asuransi, dan pengalihan rute pengiriman. Hal ini akan diteruskan ke konsumen jika mereka tetap bertahan," kata ekonom setempat, Geoffrey Williams.

"Sekitar 15% perdagangan global melewati Laut Merah, jadi ini jumlah yang besar. Serangan yang dilakukan Houthi saat ini mengganggu jalur perdagangan penting, termasuk perdagangan Malaysia dan Asean," tambahnya.

Sementara itu, tiga perusahaan pelayaran besar negeri itu mengatakan akan menangguhkan rute melalui Laut Merah, mulai Rabu pekan lalu. Serangan milisi Huthi di Yaman terhadap kapal-kapal di jalur penting tersebut menjadi penyebab.

"Kami telah menangguhkan navigasi melalui Laut Merah bagi semua kapal yang kami operasikan," kata juru bicara Nippon Yusen atau dikenal sebagai NYK Line, diberitakan AFP.

"Keputusan tersebut adalah untuk menjamin keselamatan awak kapal," tambahnya.

Sementara itu dua perusahaan pelayaran besar Jepang lainnya yang ikut menangguhkan pelayaran adalah Mitsui O.S.K. Lines dan Kawasaki Kisen Kaisha. Juru bicara keduanya juga mengonfirmasi.

"Kapal-kapal yang kami operasikan dan akan memasuki Laut Merah diminta untuk tidak memasuki Teluk Aden di selatan Laut Merah," kata juru bicara Mitsui O.S.K. Lines.

Sedangkan pengusaha asal negeri itu mengatakan gangguan terhadap angkutan di area tersebut mengancam kelangsungan perusahaan.

Han Changming salah satunya. Pendiri Fuzhou Han Changming International Trade Co Ltd yang berpusat di provinsi timur Fujian itu mengatakan bisnisnya terpengaruh karena eskalasi di jalur pelayaran global itu.

Perusahaannya diketahui mengekspor mobil buatan China ke Afrika dan mengimpor kendaraan off-road dari Eropa. Khusus pengiriman kontainer ke Eropa, biaya telah melonjak menjadi sekitar US$7.000 (sekitar Rp 109 juta) dari US$3.000 pada bulan Desember.

"Gangguan ini telah menghapus keuntungan kami yang sudah tipis," kata Han.

Ia menambahkan bahwa premi asuransi pengiriman yang lebih tinggi juga berdampak buruk pada perusahaan, dikutip Reuters.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini