News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Industri Nikel Australia Terpukul Indonesia, Nickel Industries Beri Bantuan ke Pesaing

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penambangan nikel di Australia

TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY – Nickel Industries dikabarkan telah memberikan bantuan kepada para pesaingnya yang berbasis di Australia dengan memberi imbalan kepada investor berupa peningkatan dividen dan mengumumkan pembelian kembali saham di pasar senilai hingga 151 juta dolar AS.

Nickel Industries, produsen nikel murni terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Australia (ASX), memilih untuk memberikan dana kepada investor setelah mencatat rekor produksi dan pendapatan dari pertambangan dan aset pengolahan nikelnya di Indonesia pada bulan lalu.

Perusahaan yang berbasis di Sydney, Australia juga berbicara tentang kredibilitas ramah lingkungan dan catatan keselamatan mereka ketika para penambang Australia berpegang teguh pada harapan bantuan pemerintah dan apa yang disebut premi “hijau” agar tetap bertahan.

Baca juga: Harga Nikel Lagi Ambles, Mantan Mendag Luthfi Bilang Ada yang Nggak Suka Dominasi China

“Nickel Industries akan membayar dividen final sebesar 2,5¢ dan pembelian kembali saham hingga 100 juta dolar AS untuk mengatasi penurunan tajam harga yang mendorong pertemuan krisis antara produsen Australia,” kata Madeleine King, Menteri Sumber Daya Australia.

Para penambang Australia sangat terpukul oleh kelebihan pasokan yang berasal dari produsen-produsen di Indonesia yang sebagian besar didukung oleh China.

Para penambang lokal dan pemerintah Australia telah mengecam standar lingkungan, sosial dan tata kelola di negara Asia Tenggara tersebut dengan mendorong tuntutan mereka agar harga lebih mahal dibandingkan dengan apa yang disebut oleh miliarder Andrew Forrest, salah satu pihak yang paling dirugikan akibat anjloknya harga kotor nikel.

Australia Tak Lagi Kompetitif dalam Nikel

Awal bulan ini, CEO Nickel Industries, Justin Werner mengatakan Australia tidak lagi kompetitif dalam nikel dan para penambangnya tidak akan pernah menarik premi ramah lingkungan (green premium) untuk produk mereka.

Dia juga menegaskan kembali pandangannya bahwa dominasi Indonesia dalam komoditas nikel kini serupa dengan dominasi Australia dalam bijih besi.

Baca juga: Setumpuk masalah di balik investasi China - Demam nikel membuat pemerintah kehilangan akal sehat

“Dengan menurunnya daya saing Australia di pasar nikel, Indonesia telah menjadi pemenang besar dalam hal investasi hilir, lapangan kerja dan penciptaan kekayaan,” katanya.

Nickel Industries adalah salah satu dari dua produsen yang menerima peringkat “Proper Hijau” dari otoritas lingkungan hidup Indonesia pada 2023, memulai uji coba truk listrik dan menandatangani perjanjian sewa dengan proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi jejak karbonnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini