News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PDB Nasional Diproyeksikan Tetap Tumbuh Jelang 14 Februari

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Dengan kondisi fundamental ekonomi, perbankan, dan perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan periode- periode tightening sebelumnya.

“Kami optimistis bahwa tightening exit Indonesia di tahun 2024-2025 akan lebih baik dan belum sepenuhnya terefleksikan di tingkat valuasi pasar saham saat ini di level 12-13x forward PE,” ucap Joezer.

Menurutnya, tingkat leverage perusahaan yang rendah dan ROIC-WACD spread yang berada di level tertinggi sejak 8-9 tahun terakhir pun akan membantu mempercepat pemulihan pertumbuhan setelah kebijakan tightening berakhir dan juga membantu menopang imbal hasil dividen yang tinggi ke depannya.

Tensi Geopolitik Meningkat

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto tidak menampik situasi geopolitik saat ini kian bergejolak.

Untuk pasar obligasi di 2024, Handy menyoroti tingginya tingkat suku bunga global.

Akan tetapi pasar obligasi Indonesia terbukti risilien dan masih memberikan return +8.7 persen.

”Di tengah gejolak global yang tinggi dari tahun 2023, kami memperkirakan, kinerja positif ini masih akan berlanjut di tahun 2024-2025,” urainya.

Beberapa katalis positif, imbuh Handy, antara lain pertama, tingkat suku bunga diperkirakan akan turun.

Kedua, oemerintah masih memiliki fleksibilitas pembiayaan fiskal yang longgar, seiring dengan masih relatif tinggi SAL (Saldo Anggaran Lebih), dan ketiga secara valuasi, yield obligasi masih menarik.

“Dengan proyeksi yield 10 tahun SBN berpotensi turun ke 5,9 persen atau kisaran di 5,8-6,0 persen kami perkirakan return investasi di pasar obligasi tahun 2024 akan memberikan imbal hasil sekitar +9,8 persen,” pungkasnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini