Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, meski UMKM di Indonesia menjadi tulang punggung ekonomi nasional, tapi ternyata hampir sebagian besar belum terhubung dengan industri.
Teten menyebut, di Indonesia banyak UMKM yang bersifat mandiri. Mereka produksi, beli bahan baku, hingga memasarkannya secara sendiri.
Hal itu yang membuat UMKM dalam negeri sulit mengakses bahan baku, pembiayaan, maupun produksi yang lebih luas. Akibatnya, tidak terjadi transfer pengetahuan yang membuat UMKM tidak produktif.
Baca juga: 29 UMKM Kantongi Transaksi Rp1,3 Miliar Selama Dua Hari Kegiatan Inacraft 2024
"Oleh karena itu, UMKM harus menjadi bagian dari industrialisasi,” kata Teten dalam acara dialog interaktif di Lampung, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (5/3/2024).
Sejak 1998, Teten menyebut Indonesia terus mengalami deindustrialisasi, di mana industri besar berkontribusi dalam PDB hanya sebesar 18 persen.
Pemerintah pun disebut terus berupaya menyiapkan industrialisasi bahan baku, misalnya melalui hilirisasi agar memperbesar kontribusi ekonomi industri yang lebih besar.
Menurut Teten, jika industri tidak tumbuh, maka lapangan kerja sulit tersedia. Akibatnya, masyarakat hanya bisa membuka usaha mikro.
"Jika makin banyak usaha mikro yang tumbuh, persaingan di level itu pun makin tinggi,” kata Teten.
Maka dari itu, Teten mengaku sangat mengapresiasi ketika semakin banyak anak-anak muda menciptakan ekonomi baru yang terus didukung dengan riset melalui kerja sama pemerintah daerah hingga universitas.
Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Daerah, Pelaku UMKM Didorong Miliki Daya Saing Secara Nasional dan Global
"Harapannya, riset akan melahirkan ekonomi dan entrepreneur baru,” ujar Teten.