Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina berhasil meraih efisiensi biaya dan peningkatan laba hingga 1,25 miliar dolar AS di tahun 2023. Jika dikonversi ke rupiah, angka tersebut setara Rp19,3 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.467 per dolar AS.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, program Cost Optimization yang dijalankan di seluruh Pertamina Grup selama ini cukup berhasil.
Seperti inovasi teknologi, business model improvements, dan sinergi entitas yang dijalankan Pertamina.
Nicke juga mengungkapkan, keberhasilan ini merupakan bukti Pertamina sanggup beradaptasi dan berinovasi.
“Upaya ini tidak sekedar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan meningkatkan model operasional secara menyeluruh," ungkap Nicke dalam keterangannya, Senin (11/3/2024).
"Dampaknya luar biasa tahun 2023 seluruh program cost optimization di Pertamina Grup berkontribusi hingga 1,25 miliar dolar AS,” sambungnya.
Nicke menambahkan, keberhasilan dalam optimasi biaya sangat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan.
Dengan operasi yang lebih efisien, Pertamina mampu mengoptimalkan potensi pendapatan yang lebih besar dan menjadi pemimpin di bisnis energi nasional.
Baca juga: 3 Minggu Terakhir Kelangkaan BBM Terjadi di Maluku Barat Daya, Pertamina Ungkap Penyebabnya
“Pertamina, kini semakin kokoh dalam komitmennya untuk terus berinovasi, menjaga efisiensi operasional, dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor energi di Indonesia,” imbuh Nicke.
Beragam program inovasi terbaik telah dijalankan Pertamina baik hulu, pengolahan, distribusi maupun pemasaran.
Di sektor hulu, inovasi yang dijalankan antara lain sentralisasi pengadaan chemical dan borderless operation.
Baca juga: Lebarkan Sayap Bisnis ke Afrika, Pertamina Geothermal Energy Kembangkan Lapangan Panas Bumi di Kenya
Di sektor pengolahan, inovasi yang dilakukan antara lain optimasi pengadaan crude, program efisiensi konsumsi energi dan optimalisasi unit proses.
Di sektor distribusi, dilakukan inovasi optimasi rute, parcel size dan tonnase. Sementara di sektor commercial & trading, Pertamina menjalankan program efisiensi proses pengadaan LPG & BBM.
Selain itu, di Holding Pertamina juga menjalankan program optimasi seperti liability management, renegosiasi pajak, sentralisasi infrastruktur IT, optimasi aset-aset penunjang dan sentralisasi proses pengadaan barang dan jasa.
“Sinergi bisnis, digital transformation, revenue enhancement, dan low risk ESG inilah empat fokus untuk meningkatkan cost optimization tahun ini,” pungkas Nicke.