Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengungkapkan, pengembangan teknologi merupakan aspek penting dalam upaya mendorong transisi energi dan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi mengatakan, saat ini PLN telah menjalankan berbagai pengembangan teknologi guna mengurangi emisi CO2.
Berbagai inovasi tersebut seperti pengembangan biomass co-firing, efisiensi jaringan transmisi dan pembangkit, mengganti PLTU subcritical menjadi PLTU super critical dan ultra super critical, gas combined cycle serta renewables energy.
Baca juga: Mengenal Transisi Energi Fosil ke Energi Hijau Lewat Pameran SolarTech 2024 di Jakarta
“Seperti co-firing misalnya, kita punya target 52 lokasi dan hingga saat ini telah berjalan 43 lokasi dan berhasil menurunkan emisi sekitar 1 juta ton CO2 ekuivalen,” ujar Haryadi dalam keterangannya, dikutip Selasa (12/3/2024).
Selain itu, Haryadi menambahkan bahwa saat ini PLN sudah berhasil melakukan efisiensi jaringan transmisi dan distribusi yang berhasil menurunkan emisi sebesar 2,8 juta ton CO2.
“Di sisi lain, teknologi PLTU subcritical kita upgrade menjadi PLTU super critical dan ultra super critical, yang akan dapat menurunkan emisi sebesar 20,8 juta ton CO2,” tambahnya.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wanhar mengatakan bahwa dalam upaya mewujudkan transisi energi diperlukan sebuah kolaborasi antara semua pihak.
“Jadi memang harus ada suatu sinergi terus-menerus, sustainable gitu ya. Kita harapkan PLN bersama dengan pemerintah terus bergandengan tangan” ungkap Wanhar.
Wanhar juga mengatakan pemerintah terus membangun iklim investasi yang baik sehingga upaya transisi energi bisa berjalan baik dan cepat, antara lain melalui penerbitan regulasi seperti Perpres 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik dan Permen ESDM 12/2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa sebagai Campuran Bahan Bakar pada PLTU.
"Kami pemerintah bersama dengan stakeholder lain mendorong percepatan transisi energi dengan berbagai regulasi. Regulasi ini diharapkan bisa menyerap investasi dan juga mendorong pertumbuhan industri," tambah Wanhar.
Baca juga: Luncurkan Rumah Bersama, PLN dan Lintas Kementerian Kolaborasi Kebut Implementasi Transisi Energi
Selain itu, Wanhar menambahkan bahwa implementasi co-firing merupakan pilihan terbaik untuk menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan bersama dengan bahan bakar konvensional untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.
"PLN telah mempersiapkan PLTU untuk menggunakan co-firing. Saat ini PLN telah menggunakan co-firing dengan biomassa, wood chip, sudas, dan cangkang kelapa sawit,” pungkasnya.