Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah pada akhir perdagnagan ditutup melemah 92 point atau 0,59 persen ke level Rp. 15.690 di pasar spot Senin (18/3/2024).
Nilai tukar rupiah terhadao dolar AS pada awal pekan ini diwarnai data inflasi AS yang kuat pada minggu lalu membuat para pedagang waspada terhadap sentimen hawkish (berlawan dengan harapan pasar) dari The Fed.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menuturkan meski The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, setiap sinyal mengenai rencana penurunan suku bunga pada tahun 2024 akan diawasi dengan ketat.
Baca juga: Data Inflasi AS Dirilis, Nilai Tukar Rupiah Melemah di Awal Perdagangan Jumat
Namun bank sentral juga mungkin akan mengambil tindakan yang lebih hawkish daripada yang diharapkan pasar.
“Terutama karena data terbaru menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Februari,” kata Ibrahim.
Kemudian, spekulasi berakhirnya kebijakan suku bunga negatif dan pengendalian kurva imbal hasil Bank Of Japan (BOJ).
Menurutnya, BOJ memulai pertemuan dua harinya pada hari Senin, dengan keputusan yang ditunggu-tunggu akan dirilis pada hari Selasa.
Namun para analis masih belum sepakat mengenai apakah bank sentral akan menaikkan suku bunga pada bulan Maret atau April, dengan konsensus umum sedikit condong ke arah kenaikan suku bunga pada bulan April.
BOJ diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 20 basis poin menjadi 0,1 persen dari negatif 0,1 persen.
--