Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri tekstil Indonesia merupakan salah satu pilar ekonomi, dengan ukuran pasar diperkirakan mencapai 13,83 miliar dolar AS pada tahun 2024 dan diproyeksikan mencapai 18,10 miliar dolar AS pada tahun 2029.
Indonesia masuk dalam sepuluh besar produsen garmen dan tekstil secara global, dengan mengerahkan sekitar tiga juta orang secara lokal namun industri ini menghadapi tantangan terkait keberlanjutan lingkungan dan pengelolaan limbah.
Walter Widmer Founder Primatek Group mengatakan, proses produksi dalam industri tekstil di Indonesia sering kali diiringi oleh limbah cair yang dapat mencemari sungai dan perairan domestik.
Baca juga: PBB Ingatkan Bencana Lingkungan Akibat Limbah Elektronik
"Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi dalam polusi air yang disebabkan oleh industri tekstil di antara negara-negara G20, dan diperkirakan akan menghasilkan 3,9 juta ton limbah tekstil pada tahun 2030," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (25/3/2024).
Fakta ini mendorong Primatek memanfaatkan peluang yang ditimbulkan oleh tantangan ini untuk mendorong inovasi dan kemajuan, bertujuan untuk mencapai kedua kemakmuran ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Rentang teknologi dan inovasi untuk industri tekstil meminimalkan dampak lingkungan sambil memaksimalkan keuntungan yakni mulai dari mengurangi jejak karbon hingga menghemat energi dan sumber daya, solusi-solusi ini berkontribusi pada kedua margin keuntungan dan penghematan biaya.
"Dengan memperkenalkan inovasi-inovasi ini, Primatek Group berkomitmen untuk mendukung pabrik-pabrik dan industri tekstil Indonesia secara lebih luas dalam mencapai praktik-praktik berkelanjutan," katanya.
"Kami menyadari bahwa manajemen rantai pasokan berkelanjutan didorong tidak hanya oleh kekhawatiran lingkungan tetapi juga oleh faktor-faktor eksternal lainnya," katanya.
Ditambahkannya, tekanan regulasi dari lembaga pemerintah dan asosiasi profesional perdagangan, tekanan sosial dari LSM dan media, serta tekanan pasar dari merek dan konsumen akhir semua memainkan peran penting dalam mendorong dorongan menuju keberlanjutan.
Ini pula yang mendorong memamerkan rentang solusi inovatif di IndoIntertex 2024, termasuk Proxima Smartcorner dari Savio yang menawarkan berbagai fitur canggih termasuk produktivitas yang ditingkatkan, konsumsi energi yang dioptimalkan, kualitas benang premium, otomatisasi limbah keras yang dikurangi, dan konektivitas data yang mulus.
"Solusi berkelanjutan lainnya adalah sistem pengolahan limbah Panta Rei, yang memungkinkan pembuangan cairan nol dan hingga 80 persen air yang dapat digunakan kembali, secara signifikan mengurangi jejak lingkungan produksi tekstil," kata
Ia menegaskan, untuk menjaga keunggulannya dalam persaingan, industri tekstil harus memprioritaskan investasi berkelanjutan dalam teknologi baru dan pengembangan keterampilan di antara anggotanya.
"Keberlanjutan semakin menjadi perhatian kritis bagi konsumen, menuntut perhatian fokus industri," katanya.