Kini setelah ada kejadian di negerinya sendiri, Boeing menjadi sasaran kritikan dan masyarakat AS yang enggan bepergian menggunakan pesawat jenis itu.
Kellner, Calhoun, dan Deal sebagai pejabat tinggi di Boeing harus mempertanggungjawabkan manajemen yang dianggap semakin kacau.
Calhoun dan Deal menghadapi kritik yang semakin meningkat dari para pelanggan yang tidak puas setelah insiden Alaska Airlines mengungkap penyimpangan dalam kontrol manufaktur Boeing, dan tekanan telah meningkat pada para direktur untuk merombak manajemen senior Boeing.
Puncaknya, manakala para kepala maskapai penerbangan besar meminta dewan untuk bertemu secara langsung. Namun Calhoun sendirian yang tidak diundang.
Hal ini memberikan sinyal bahwa maskapai-maskapai ini kehilangan kesabaran dengan para petingginya.
Perombakan kepemimpinan ini telah diselesaikan dalam sebuah sesi dewan direksi pada akhir pekan lalu, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kellner secara khusus ingin memastikan pergantian jabatan chairman dan CEO dipetakan sebelum pertemuan tahunan perusahaan, kata salah satu orang.
"Meskipun seseorang yang kehilangan pekerjaannya jarang sekali dirayakan, kami pikir ini mungkin merupakan langkah yang bijaksana dari dewan direksi Boeing," Robert Stallard, seorang analis dari Vertical Research Partners, mengatakan kepada kliennya pada Senin dikutip Bloomberg.
"Banyak pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan Boeing yang bisa dibilang telah kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan, sementara hubungannya dengan FAA dan NTSB jelas tegang."
Diberitakan, mantan kepala Qualcomm Steve Mollenkopf, yang telah menjadi anggota dewan Boeing sejak tahun 2020, akan memimpin pencarian CEO baru sebagai direktur independen utama, kata perusahaan itu.