News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi Rp15.848 Per Dolar AS, Ini Sentimen Pemicunya

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menerima uang rupiah baru yang ditukarkan pada mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Slipi, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.848 per dolar AS pada perdagangan Jumat (5/4/2024) atau menjelang libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.848 per dolar AS pada perdagangan Jumat (5/4/2024) atau menjelang libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

Mengutip data Bloomberg, rupiah menutup perdagangan dengan naik 44 poin atau 0,28 persen.

Sejumlah mata uang kawasan Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS di antaranya Yen Jepang melemah 0,05 persen, won Korea turun 0,44 persen, peso Filipina melemah 0,21 persen, yuan China turun 0,01 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,15 persen.

Sementara itu, rupee India menguat 0,20 persen, baht Thailand naik 0,06 persen serta dolar Singapura naik 0,01 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah terhadap greenback dipicu sentimen antisipasi data utama nonfarm payrolls mendorong lebih banyak kehati-hatian terhadap suku bunga AS.

Selain itu, kekhawatiran akan memburuknya konflik di Timur Tengah – ketika Iran mengancam akan melakukan tindakan militer terhadap Israel, membuat selera risiko sebagian besar tetap lemah.

Volume perdagangan regional juga melemah karena libur pasar Tiongkok.

“Komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve juga mendukung greenback, setelah Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa inflasi yang tinggi dapat menyebabkan bank sentral tidak memangkas suku bunga sama sekali pada tahun 2024,” katanya.

Baca juga: Layanan Tukar Uang Rupiah di Istora Senayan, Bank Indonesia Batasi Maksimal Rp4 Juta per Orang

Selain itu posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024 melanjutkan tren penurunan.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 mencapai 140,4 miliar dolar AS, menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar 144,0 miliar dolar AS.

“Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas korporasi, dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Ibrahim.

Baca juga: Viral Redenominasi Rupiah, Ada Uang Kertas Pecahan 1.0, Apa Kata Bank Indonesia?

Sedangkan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Meski turun, posisi cadangan devisa tersebut tetap tinggi. Di samping itu, Bank Indonesia juga menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini