News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nikai Tukar Rupiah Tembus Rp 16.200, DPR Sarankan Diplomasi Ekonomi

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menekankan pentingnya diplomasi ekonomi merespon nilai tukar rupiah yang tembus lebih dari Rp 16.200 per dolar AS.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menekankan pentingnya diplomasi ekonomi merespon nilai tukar rupiah yang tembus lebih dari Rp 16.200 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 16.200 pada awal pekan ini. Menurut Martin, perlu dilakukan diplomasi ekonomi. Terutama dilakukan oleh menteri menteri di sektor ekonomi, yang harus aktif melakukan diplomasi ekonomi ke berbagai negara.

"Terutama yang kita punya hubungan perdagangan baik kita mengekspor maupun kita mengimpor. Toh sama-sama membutuhkan juga," ujar Martin saat dihubungi, Senin (22/4/2024).

Martin menekankan, solusi atas nilai tukar rupiah yang terus melemah itu bukan menumpuk atau memborong dolar. Sebab, ucap Martin, BUMN tidak mungkin diserahkan tanggungjawab untuk menstabilkan rupiah.

"Itu kan kerjaan BI," tambah Martin.

Martin mengingatkan, jangan gara-gara kebutuhan menstabilkan rupiah, BUMN-nya kemudian jadi korban juga. Sebab, BUMN butuh bahan baku dan hal terkait lain untuk dibeli dengan dolar.

"Kalau nilainya naik terus atau tidak bisa stabil dalam waktu dekat kan berpengaruh juga ke kondisi keuangan BUMN-nya," tutur Martin.

Martin mendorong pemerintah perlu segera aktif melakukan diplomasi ekonomi. Kementerian Luar Negeri bergandengan tangan dengan Kementerian terkait di sektor ekonomi untuk menjalankan misi tersebut.

"Kemlu harus hand in hand, misalnya dengan Kementerian perdagangan dengan Kemenperin ya yang terkait atau mungkin juga di situ dengan komitmen-komitmen investasi-investasi yang sudah ada," ujar Martin.

Baca juga: Gejolak Harga Komoditas dan Nilai Tukar Rupiah, IHSG Diprediksi Tertekan ke Level 7.002

"Hubungan dagang ini bisa tidak, misalnya ada hedging yang lebih baik terhadap nilai tukar atau menggunakan mata uang lain yang diterima oleh kedua belah pihak. Jadi, jangan kita jadi berurusan sama dolarnya, karena dolar menguat kepada seluruh mata uang juga. Bukan hanya Indonesia yang terganggu terhadap naiknya nilai tukar dolar itu. Jadi, jangan kemudian terjebak di perdebatan itu," tambah Martin.

Baca juga: Rupiah Melemah Turut Pengaruhi Utang Luar Negeri Indonesia Jadi Rp 6.630 Triliun

Nilai tukar rupiah tampil perkasa di awal perdagangan hari ini. Senin (22/4), rupiah spot dibuka di level Rp 16.218 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini membuat rupiah menguat 0,26 persen dibanding penutupan Jumat (19/4) di Rp 16.260 per dolar AS. Ini membuat rupiah menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini