News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaga Harmoni antara Alam Lestari dan Industri Bernilai Ekonomi, Desa Sambak Jadi Desa Berprestasi

Penulis: Imam Saputro
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Desa Sambak Dahlan (baju cokelat) saat memberikan penjelasan soal tanaman kopi di Bukit Potorono

Dengan memanfaatkan kopi yang bisa diterima semua kalangan, Dahlan berharap Kopi Sambak bisa dilestarikan hingga puluhan tahun ke depan.

"Sekarang mungkin yang menanam mungkin bapaknya, tapi dengan tren kopi ke anak muda, semoga bisa diteruskan dan dikembangkan, anak muda kan pikirannya mletik (kreatif)," kata dia.

Dahlan berharap Desa Sambak bisa menjadi percontohan desa lainnya dalam memanfaatkan Bukit Potorono.

“Lahan yang ditanami kopi saat ini masih terbatas di lahan Desa Sambak saja, sedangkan Bukit Potorono itu meliputi beberapa desa, harapannya desa lain bisa ikut memanfaatkan Potorono, karena iklim dan tanahnya cocok, kami sendiri saja sekarang kewalahan melayani pesanan kopi dari konsumen,” ujar kepala desa 3 periode ini.

Kepala Desa Sambak, Dahlan menunjukkan kemasan Kopi Potorono yang baru (kanan) dibandingkan dengan kemasan lama. (TribunSolo/Imam Saputro)

Harmoni Alam dan Industri

Di sisi lain Desa Sambak juga dikenal dengan desa yang bisa menyeimbangkan antara industri dan kelestarian alam sekitarnya.

Tergambar dari limbah cair dari industri tahu di Desa Sambak bisa diolah menjadi bahan biogas untuk bahan bakar warga desa.

Banyaknya perajin tahu yang membesarkan usaha mengakibatkan air di Desa Sambak yang sebelumnya jernih menjadi tercemar pada tahun 2013.

Ironisnya, Desa Sambak terkenal akan produksi tahu yang enak karena air di Sambak adalah air tanah berkualitas tinggi.

Akan tetapi, industri tahu yang makin berkembang justru mencemari air di desa yang terletak di lereng Gunung Sumbing ini.

Dampaknya, di desa yang terdiri atas delapan dusun ini sering tercium aroma tidak sedap efek pembuangan limbah cair tahu setiap sore dan pagi hari.

Tak hanya itu, para petani padi juga merana karena terkena dampak limbah cair tahu yang dibuang ke sungai tanpa pengolahan.

“Dahulu karena limbah cair tahu masih dibuang ke sungai, ada masa terparah sampai panen padi jadi gagal karena bulirnya kosong, makanya 2013 mulai berpikir bagaimana caranya biar perajin tahu tetap bisa jalan, dan petani padi juga tetap bisa jalan,” kata Kepala Desa Sambak Dahlan ketika berbincang dengan Tribunnews.com, Senin 15 April 2024.

Singkatnya, warga desa berembuk dan menemukan solusi dengan membangun digester atau penampungan bahan-bahan organik dan atau limbah kotoran ternak untuk membentuk biogas.

“Mulai 2015 itu mulai membangun digester atau penampungan limbah cair dari industri tahu, itu bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup, sekaligus dengan IPAL (instalasi pengolahan air limbah),” kata Dahlan.

Pengelolaan limbah cair tahu itu mendapatkan perhatian dari banyak pihak hingga Desa Sambak kini memiliki enam digester untuk menampung limbah cair dari 13 perajin tahu.

“Enam digester itu yang tiga kami gandengkan dengan IPAL jadi hasilnya air bersih yang dibuang ke sungai, yang tiga digester kami manfaatkan untuk biogas,” tambah Dahlan yang sudah menjabat kepala desa selama 3 periode ini.

Dahlan mengatakan keenam digester di Desa Sambak merupakan kolaborasi dari berbagai pihak, dari Kementerian ESDM tiga digester, Dinas Lingkungan Hidup satu digester, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia satu digester dan satu digester dibangun dari dana desa.

“Hingga tahun 2024 ini enam digester masih bisa menampung limbah cair dari industri tahu Sambak, tiga  dengan pengolahan limbah jadi air yang bersih, dan sisanya kami buat sistem biogas,” beber Dahlan.

Sistem biogas di Desa Sambak kini mampu “menyalakan” kompor 88 kepala keluarga di Desa Sambak.

“Masih terus pengembangan ya, sementara baru 88 KK (kepala keluarga), itu bisa memangkas pemakaian tabung gas 3 kg secara signifikan, rata-rata 1 KK itu 3 tabung untuk satu bulan, kalau pakai biogas, maka sebulan 1 tabung saja masih sisa,” ungkap Dahlan bangga.

Pengelolaan limbah cair industri tahu Sambak mengantarkan Desa Sambak diganjar beberapa penghargaan, terakhir adalah desa Program Kampung Iklim (Proklim) Lestari tingkat Nasional pada 18 Oktober 2021. 

Desa Sambak masuk Desa BRILiaN

Prestasi Desa Sambak menjadi Desa Proklim Lestari pada 2021 ditambah satu prestasi lagi yakni menjadi 15 besar Desa BRILiaN Bacth I.

"Desa Sambak masuk 15 besar Desa BRIliaN dan mendapat apresiasi dari BRI berupa uang Rp10 juta serta diminta membuat proposal Rp25 juta yang akhirnya kami gunakan untuk fasilitas penunjang IPAL," kata Dahlan.

Desa Sambak menjadi salah satu dari batch pertama yang masuk daftar 15 Desa BRILiaN terbaik yang bersaing di Nugraha Karya 2023 dengan total partisipan sebanyak 266 desa.

Selain mendapatkan uang pembinaan, Desa Sambak juga mendapatkan pendampingan dari Universitas Padjajaran (Unpad) selama 1 minggu. 

“Kami didampingi mempromosikan potensi-potensi yang ada di Desa Sambak juga belajar pemasaran digital,” kata Dahlan.

“Jadi pelestarian alam dengan pengolahan limbah tahu dan pemanfaatkan sekaligus penghijauan hutan negara dengan kopi dan wisata edukasi itu yang jadi andalan kami waktu maju Desa BRILiaN,” tambahnya.

Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono dalam keterangan tertulisnya menyampaikan ada 320 Desa BRILiaN yang ada di wilayah Regional Office Yogyakarta.

“Desa Sambak termasuk Desa BRILiaN binaan kami dengan kluster tahu dan Kopi Potorono,“  kata John Sarjono.

John Sarjono mengatakan Desa BRILiaN merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi .

Desa-desa yang tergabung dalam program Desa BRILiaN diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya.

“Kami fokus mendampingi desa untuk mengasah potensi apapun yang ada di daerah tersebut, dengan tujuan tentu desa bisa berkembang lebih baik lagi,” kata dia.

BRI juga melakukan berbagai aktivitas pemberdayaan dalam program Desa BRILiaN.

Yang pertama empowerment, berupa kegiatan pemberdayaan berupa pemberian literasi dasar, literasi bisnis dan literasi digital kepada desa peserta.

Kedua, assistance, yakni aktivitas pendampingan intensif kepada Desa BRILiaN terbaik di tiap batch oleh tim BRI dan mitra kerjasama.

Ketiga adalah awarding, pemberian penghargaan atau apresiasi kepada pemenang desa selama periode empowerment yang dinilai memiliki kepemimpinan unggul, kolaboratif, inovatif dan mampu menjadi role model pengembangan desa lainnya.

"Program Desa BriliaN lebih banyak pada kegiatan empowerment berupa literasi dan assistance, tidak termasuk  pemberian bantuan keuangan bagi Desa. Pemberian apresiasi berupa bantuan fasilitas sarana dan prasarana bagi desa pemenang Desa BriliN," jelasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini