Pasalnya, konflik di Timur Tengah akan meningkatkan ketidakpastian global, mendorong investor menarik dana mereka dari aset-aset berisiko tinggi, terutama dari negara-negara berkembang, tak terkecuali dari Indonesia.
Untuk itu, ia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi Indonesia bakal meningkat pasca pecahnya konflik antara Iran dan Israel.
Josua memprediksi harga emas akan bertahan dan bahkan terus meningkat di atas US$ 2.000 per troi ons karena investor memburu safe haven.
Emas Antam Cenderung Naik
Sementara itu, Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono memprediksi harga emas akan terus mengkilap di tengah inflasi tinggi di AS.
Dimana hal ini akan mendorong The Fed menunda percepatan penurunan suku bunga acuan sehingga berdampak pada kenaikan harga emas sebagai safe haven. Apalagi kondisi ini juga didukung faktor geopolitik yang terus memanas.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan sejalan dengan kenaikan harga emas spot, prospek emas Antam menarik diperhatikan. Pasalnya, harga emas Antam cenderung lebih menarik dibandingkan emas global.
Baca juga: Akhir Pekan, Harga Emas Antam Naik ke Level Rp 1.347.000 Per Gram
Menurutnya, jika dolar AS melemah, harga emas Antam berpotensi naik seiring kenaikan harga emas global. Sementara jika dolar AS menguat dan emas global melemah, harga emas Antam juga tetap masih bisa naik karena rupiah melemah dan emas Antam menjadi hedge rupiah terhadap dolar AS.
"Kencenderungan-nya, emas Antam selalu naik tiap tahunnya, bahkan bisa naik ke rekor baru per tahunnya," ujar Wahyu dikutip dari Kontan.
Wahyu memprediksi harga emas global akan menguat di level US$ 2.250 - US$ 2.550 per troi ons.
Adapun emas Antam, ia memprediksiakan bertahan di level Rp 1,3 dan bisa tembus di level Rp 1,4 juta per gram pada akhir tahun 2024.