Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga saat ini properti masih menjadi alternatif investasi yang banyak dipilih pemilik kapital. Asumsi bahwa harga properti tidak pernah turun, benar-benar melekat di benak banyak orang. Apalagi investasi properti wujudnya riil sehingga mereka merasa aman membelinya.
Keuntungan investasi properti bisa diperoleh dari surplus kenaikan harga atau capital gain, hasil sewa (yield) atau yang paling bagus dari keduanya.
Menurut Pengamat Properti Panangian Simanungkalit, capital gain harus di atas laju inflasi.
Baca juga: Geliatkan Sektor Properti dan Konstruksi, Megabuild & Keramika Indonesia 2024 Digelar 9-12 Mei 2024
Sedangkan yield sangat tergantung jenis propertinya. Untuk rumah yield 3-5 persen per tahun sudah bagus, sedangkan apartemen di kisaran 6-7 persen, ruko 8-10 persen per tahun.
Di sisi lain, kenaikan harga properti sangat tergantung lokasi, jumlah pasokan dan permintaan (supply and demand), konsep pengembangan, aksesibilitas, infrastruktur, dan fasilitas di kawasan, dan komitmen developernya menghidupkan proyek properti yang dikembangkan.
Pengamat properti Panangian Simanungkalit mengatakan, harga tidak hanya ditentukan oleh lokasi tapi banyak faktor lainnya seperi akses transportasi.
Kota Baru Paramount Petals yang saat ini dikembangkan di kawasan Curug, Cukanggalih, Kabupaten Tangerang, Banten,seluas 400 hektare, kini terus didorong pengembanganya oleh developernya, Paramount Petals.
Akhir Januari 2024 lalu perusahaan ini mendapat izin pembangunan modifikasi akses masuk dan keluar gerbang Tol Bitung (Jakarta-Tangerang) di Km 25,5 dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR.
Pada Juni 2024, developer ini akan melaksanakan peletakan batu pertama sebagai simbol dimulainya konstruksi direct access toll tersebut.
“Kami terus memenuhi komitmen mengenai pengoperasian aneka fasilitas di Paramount Petals. Inisiasi akses tol langsung tersebut diharapkan akan ada kenaikan yang cukup signifikan pada permintaan rumah dan meningkatkan nilai aset lahan di kawasan Paramount Petals hingga berkali-kali lipat dari nilai saat ini,” ujar Director of Planning & Design Paramount Land, Henry Napitupulu, dalam siaran pers di Tangerang, Senin (29/4/2024).
Baca juga: Emiten Properti APLN Tebar Proyek Hunian Hingga Hotel di Jawa Barat
Pembangunan akses langsung tol dari Jakarta-Merak ke Paramount Petals itu diklaim Henry bakal memberikan dampak positif bagi kota ini.
Ditambah tren perbaikan kondisi perekonomian secara umum sejak akhir 2023, perkembangan itu diperkirakan akan mendorong harga jual rumah di Jabodetabek makin meningkat pada semester dua 2024.
“Kalau akses langsung ke tol itu sudah jadi, Petals akan makin hidup, permintaan rumah sudah pasti akan naik. Mau buka bisnis apapun peluangnya sangat besar karena kawasan akan intens dijamah manusia. Interaksi warga akan meningkat seiring dengan tata kota dan fasilitasnya yang makin komplit,” lugasnya.
Di sisi lain, Vice President Marketing Paramount Land, Mario Susanto, menyebut, komitmen menghidupkan dan melengkapi fasilitas kota Paramount Petals, membuat harga rumahnya naik signifikan.
Menurutnya, kedekatan dengan gerbang tol dan jalan raya yang banyak dilalui angkutan umum, dan lain-lain yang memperlancar akses, selalu jadi nilai jual.
“Lokasi kita hanya 5 kilometer dari bakal gerbang tol baru ruas Jakarta-Merak di gate Bitung. Karena itu, saya optimis sekali pemilik rumah dan ruko di Paramount Petals yang beli duluan pasti senang karena investasinya makin cengli,” ucap Mario.
Per hari ini, sebanyak 1.100 unit rumah di Paramount Petals telah laku. Sekitar 550 unit diantaranya sudah diserah-terimakan.
Terkait penjualan unit, Mario mengatakan, pada kuartal I/2024 nilai penjualan mencapai Rp150 miliar. Pun harga rumah perlahan turut membumbung.
Tiga tahun lalu, klaster Aster yang memasarkan rumah tipe 6x12 seharga Rp600 jutaan, kini tipe serupa di klaster Gardenia harganya menyentuh Rp1,2 miliar (harga KPR).
Baca juga: Demi Cicil Hutang Kurnia Meiga, Azhiera Adzka Ngaku Kini Tengah Bangun Usaha Properti Atas Nama Anak
Mario juga mengatakan soal jarak tempuh tidak selalu jadi ukuran. Perumahan yang lebih jauh tapi hanya perlu sekali naik angkot ke gerbang tol, jalur kereta, atau jalan raya di kawasan misalnya, bisa jadi lebih tinggi harganya dibanding rumah di perumahan yang lebih dekat ke Jakarta, tapi kita harus menempuh rute memutar atau harus berganti moda transportasi beberapa kali untuk mencapai stasiun terdekat.
Dalam waktu dekat, developer akan memasarkan hunian dua lantai bertajuk Lily, yang merupakan proyek hasil kerja samanya dengan PT Jasamarga Related Business (JMRB). Total rumah yang dibanyu 300 unit. Rumah contoh sudah jadi, hanya saja harga resminya belum dibuka ke pasar.
“Kami masih pengenalan produk. Rumah contoh sudah siap, sudah bisa dilihat di Paramount Petals. Rencananya pertengahan Juli 2024 akan dibuka kran penjualannya,” ungkap Mario.
Saat ini developer menawarkan 30 unit rumah siap huni dengan cara bayar super ringan. Yaitu, tanpa uang muka dan bisa dicicil ke pengembang selama 120 bulan.
Untuk unit rumah inden, developer melansir rumah dengan luas bangunan 125 m2, tanah 120 m2 di klaster Gardenia seharga Rp1,9 miliar sebanyak 8 unit.