News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspadai 3 Bahaya Kelistrikan saat Hujan Lebat dan Badai, Begini Pencegahannya

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MCB

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi cuaca ekstrem yang ditandai dengan terjadinya hujan lebat maupun hujan yang disertai badai terjadi di berbagai daerah di Indonesia belakangan ini.

Intensitas curah hujan yang tinggi bahkan disertai angin, kilat dan petir ini sangat membahayakan keselamatan.

Masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya korsleting arus listrik akibat hujan dengan intensitas tinggi seperti jalan yang terendam air, pohon tumbang, papan reklame roboh hingga banjir.

Baca juga: Strategi Schneider Electric dan Intidaya Efisiensikan Bisnis Industri Pengolahan Air dan Manufaktur

Bahaya korsleting listrik di musim hujan dapat menyebabkan kesetrum, kebakaran bahkan kematian.

Mengutip data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta tahun 2023, lebih dari 53 persen atau sebanyak 1.216 kasus kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting listrik.

Perusahaan pengelolaan energi dan otomasi mengidentifikasi ada 3 risiko bahaya akibat hujan lebat dan hujan badai, yaitu kesetrum, kebakaran dan lonjakan listrik akibat petir.

Perlindungan atas ketiga bahaya tersebut membutuhkan perangkat proteksi kelistrikan yang berbeda.

"Masyarakat perlu lebih waspada terhadap beragam bahaya kelistrikan terutama di musim hujan badai, dan
mengenali langkah proteksi kelistrikan yang dapat kita lakukan di rumah dan gedung," ungkap Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi dalam keterangan tertulis, Senin (27/5/2024).

Baca juga: Schneider Electric dan Nvidia Kembangkan Desain Data Center Berbasis AI

“Terdapat tiga bahaya kelistrikan yang patut diwaspadai ketika musim hujan lebat hingga badai, yaitu kesetrum, kebakaran dan surja/lonjakan listrik akibat petir. Lonjakan, beban berlebih dan kebocoran arus listrik juga dapat merusak perangkat elektronik dan memperpendek siklus hidupnya," bebernya.

Dia mengingatkan, sangat penting bagi pemilik rumah dan gedung untuk memastikan huniannya telah dilengkapi dengan perangkat proteksi kelistrikan yang tepat dan sesuai fungsinya.

“Perlindungan terhadap bahaya kebakaran, kesetrum dan surja pada rumah dan bangunan membutuhkan perangkat proteksi kelistrikan yang berbeda," terang Roberto.

Selama ini jenis proteksi kelistrikan yang paling umum diketahui masyarakat adalah MCB (Miniatur Circuit Breaker).

Namun harus diingat, MCB digunakan sebagai proteksi beban lebih dan korsleting listrik, namun bukan untuk proteksi kesetrum maupun proteksi terhadap induksi petir.

Baca juga: Efisiensikan Biaya Energi, Inaco Adopsi Sistem Manajemen Informasi Produksi dari Schneider Electric

"Karenanya, masyarakat perlu memahami ragam perangkat proteksi kelistrikanbeserta fungsinya agar dapat melakukan proteksi maksimal untuk huniannya," ujar Roberto.

Berikut jenis-jenis perangkat proteksi kelistrikan yang Anda harus diketahui dan dimiliki untuk mencegah bahaya kelistrikan:

1. Miniatur Circuit Breaker (MCB) dan Molded-Case Circuit Breaker (MCCB)

Jika anda pernah melihat panel listrik, pasti anda setidaknya pernah melihat sebuah alat yang memiliki switch. Tetapi, mungkin banyak dari kita yang tidak tahu apa alat itu dan apa fungsinya.

Alat tersebut yang disebut dengan Circuit Breaker (CB) memiliki fungsi sebagai proteksi dan pemutus arus apabila terjadi kelebihan beban ataupun terjadi hubungan singkat (Korslet).

CB menjadi hal yang sangat penting karena kegagalan fungsi dari CB dapat menimbulkan kebakaran. CB sendiri mempunyai banyak jenis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Ada dua jenis CB, yaitu Miniature Circuit Breaker (MCB ) dan Molded Case Circuit Breaker (MCCB). Perbedaannya terletak pada rating arus, trip level dan interrupting capacity.

Roberto menjelaskan, MCB lebih cocok dipasang pada rumah, sementara MCCB lebih dibutuhkan pada bangunan komersial dan industri dengan konsumsi dan beban listrik yang lebih besar.

2. Earth-Leakage Circuit Breaker (ELCB)/Residual Current Circuit Breaker (RCCB)

ELCB / RCCB adalah alat pengaman dari resiko kebocoran arus listrik yang dapat menyebabkan bahaya kesetrum. RCCB biasa dapat ditemukan di dalam panel listrik, seperti MCB.

Jika dilihat sekilas, RCCB mirip dengan MCB, tetapi keduanya mempunyai fungsi yang berbeda. MCB berfungsi sebagai proteksi apabila terjadi beban lebih (overload) ataupun hubungan singkat (short circuit), yang bertujuan untuk melindungi peralatan elektronik dari arus yang berlebih.

Sementara RCCB bekerja dengan mendeteksi arus listrik yang tidak seimbang yang dapat menyebabkan bahaya keseterum pada manusia. RCCB mempunyai beberapa sensitivitas.

Antara lain, 10 mA untuk proteksi dengan kebutuhan tingkat sensitivitas tinggi seperti rumah sakit; 30 mA untuk proteksi terhadap manusia / kontak langsung; dan 300 mA untuk proteksi terhadap bahaya kebakaran / kontak tidak langsung.

Roberto mengatakan, perusahaannya memproduksi dan memasarkan 2 tipe RCCB yaitu Domae RCCB dengan tipe sensitivitas 30mA dan 300 mA untuk rumah dan apartemen, sementara Acti9 iID untuk industri dan kebutuhan sensitivitas tinggi.

3. Residual Current Circuit Breaker with Overcurrent Protection (RCBO)

RCBO adalah kombinasi antara MCB dan ELCB dalam satu produk dengan 3 proteksi sekaligus yaitu beban lebih, hubungan singkat, dan arus bocor (kesetrum).

Mengingat fungsinya yang dapat menggantikan MCB dan RCCB sekaligus, RCBO dapat menghemat tempat dan lebih efisien.

Contohnya, RCBO Slim Domae milik Schneieder Electric memiliki lebar yang sama dengan MCB yaitu 18 mm. Pemasangannya pun mudah dengan cukup melepas MCB, lalu menggantinya dengan RCBO Slim Domae dan memasang kabel netral.

"Meski pemasangannya mudah, tetap dianjurkan untuk dilakukan oleh teknisi/instalatir yang sudah mendapatkan sertifikasi/pelatihan agar pemasangannya tepat dan benar," Roberto mengingatkan.

4. RCBO Slim Domae Surge Protection Devices (SPD)

Lonjakan listrik atau "surge" adalah peristiwa tiba-tiba yang menyebabkan kenaikan tegangan listrik dalam waktu singkat. Contohnya sambaran petir di dekat rumah/gedung atau jalur suplai dapat meningkatkan tegangan Listrik dari 230V menjadi 3 atau 6 kV.

Lonjakan ini dapat merusak peralatan elektronik dan listrik di rumah atau kantor. Untuk melindungi peralatan tersebut, surge protector atau pelindung lonjakan listrik menjadi komponen yang sangat penting.

Roberto menjelaskan, surge protector berfungsi dengan mendeteksi lonjakan tegangan yang berbahaya dan mengalihkannya ke tanah sebelum mencapai peralatan yang dilindungi.

Schneider Electric memiliki kapasitas proteksi yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, mulai dari Domae untuk penggunaan residensial hingga Acti9 untuk kebutuhan kapasitas yang lebih besar seperti untuk gedung komersial hingga Industri.

Dia menekankan, memasang perangkat pelindung lonjakan arus (SPD) dapat mengurangi atau bahkan mencegah kerusakan pada perangkat elektronik di rumah.

“Melengkapi perangkat proteksi kelistrikan dan memeriksa kondisinya secara berkala sangatlah penting untuk memastikan keamanan hunian Anda. Pastikan juga bahwa produk yang Anda beli sudah tersertifikasi IEC (International Electrotechnical Commission)," ungkap Roberto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini