Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri semen dalam negeri tengah mengalami kapasitas berlebih atau over capacity.
Pada 2023, dengan kapasitas produksi sebesar 119,9 juta ton, penyerapan domestik hanya 65,5 juta ton atau secara persentase utilitasnya sebesar 55 persen.
"Jadi, betul-betul over kapasitas kita," kata Ketua Asosiasi Semen Indonesia Lilik Unggul Raharjo ketika ditemui usai konferensi pers International Cement Conference Cemtech Asia 2024 di Shangri-La Hotel Jakarta, Senin (3/6/2024).
Baca juga: RUPST Semen Baturaja Setujui Pay Out Ratio Dividen 20 Persen
Dibandingkan sebelum pandemi, pada 2019, penyerapan semen dalam negeri masih mencapai 69,9 juta dengan kapasitas produksi sebesar 110,3 juta ton.
Persentase utilitas pada tahun itu sebesar 63 persen.
Memang untuk 2023 ini ada ekspor semen yang dilakukan, tetapi menurut Lilik, ekspor ini margin-nya tidak terlalu besar dibandingkan untuk pasar domestik.
Lilik kemudian mengatakan, akibat utilitas yang rendah, banyak pabrik yang terpaksa idle atau menganggur.
Baca juga: Semen Baturaja Kantongi Sertifikat Manajemen Energi ISO 50001:2018
Oleh karena itu, jika pabrik semen terus dibangun di Indonesia, dengan kondisi utilitas yang rendah, Lilik khawatir angkanya bisa semakin merosot.
Bila angka utilitas merosot, akan berdampak pada biaya yang semakin tinggi.
"Jadi banyak pabrik yang terpaksa idle, tidak sepenuhnya jalan dalam setahun, jalan berapa lama doang. Makanya kita kalau oversupply itu, kalau ada pabrik semen baru lagi ya utilitas makin redah. Kalau utilitasnya makin redah, biayanya makin tinggi kan," jelas Lilik.
Baca juga: Arsip Pabrik Indarung Semen Padang Jadi Warisan Kolektif Asia Pasifik, Incar Memory of the World
Ia pun berharap pada tahun ini serapan semen dari domestik bisa mencapai 67,4 juta ton.
Adapun permintaan semen pada tahun ini diproyeksikan meningkat tiga persen dibanding 2023, yang mampu mendongkrak angka utilitas menjadi 56 persen.