News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

SBN Layak Dilirik Jadi Instrumen Investasi di Tengah Kondisi Pasar Keuangan yang Tak Menentu

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivitas pembelian Surat Berharga Negara (SBN) menggunakan aplikasi Bibit.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akhir April 2024 lalu menaikkan suku bunga acuan, dari yang awalnya 6 persen menjadi 6,25 persen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kondisi pasar keuangan global yang tidak menentu.

Selain itu, ekspektasi dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat semakin mengecil.

Terbukti, The Fed dan BI kembali menahan suku bunga di Mei 2024, menguatkan sentimen higher for longer, di mana suku bunga akan terus berada di puncak untuk jangka waktu lebih lama.

Head of Marketing Bibit.id, Angie Anandita Tjhatra mengatakan, dalam kondisi seperti ini, Surat Berharga Negara (SBN) dengan tipe imbal hasil (kupon) floating with floor (mengambang dengan tingkat minimum) dianggap sebagai opsi investasi yang menguntungkan.

"Karena ketika suku bunga BI naik, imbal hasil SBN dengan tipe ini akan ikut naik sementara, ketika suku bunga BI turun, imbal hasilnya tidak turun di bawah imbal hasil minimalnya," kata Angie dalam keterangannya, Selasa (11/6/2024).

Ia mencontohkan, ST009 merupakan SBN dengan tipe kupon floating with floor yang ditawarkan pada 11-30 November 2022 silam.

Pada masa penawaran tersebut, imbal hasil awalnya adalah sebesar 6,15 persen per tahun.

"Seiring dengan kenaikan suku bunga BI, imbal hasil ST009 untuk periode 11 Mei-10 Agustus 2024 naik menjadi 7,55% per tahun bahkan, SBR011 yang terbit di 25 Mei-16 Juni 2022 dan baru saja jatuh tempo di 10 Juni 2024, imbal hasil minimal awalnya ketika diterbitkan adalah 5,5% per tahun.

Baca juga: BRI Sukses Jual SBN SR020 Tembus Rp1,5 Triliun

Kemudian, seiring dengan kenaikan suku bunga BI, imbal hasil terakhir sebelum jatuh tempo sudah naik menjadi 8% per tahun," katanya.

Kabar baiknya, di tanggal 10 Juni-4 Juli 2024, Kementerian Keuangan RI menerbitkan SBN seri SBR013 dengan tipe imbal hasil (kupon) floating with floor.

SBR013 diterbitkan dalam dua tipe produk, yakni SBR013-T2 dan SBR013-T4. Tenor untuk SBR013-T2 adalah dua tahun dengan imbal hasil 6,45% per tahun sementara itu, SBR013-T4 memiliki tenor empat tahun dengan imbal hasil 6,60% per tahun.

"Imbal hasil tersebut juga lebih tinggi dari deposito dengan pajak lebih rendah. Pajak SBN hanya 10%, berbeda dari pajak deposito yang mencapai 20 persen," katanya.

Angie menyebut SBR013 merupakan alternatif investasi yang 100% dijamin oleh negara serta menguntungkan untuk investor jangka pendek dan menengah.

Baca juga: Bibit Sebut ST011 Jadi SBN Ritel Terakhir dengan Imbal Hasil Tertinggi Sepanjang 2023

"Imbal hasil kedua seri SBN ini akan ikut naik apabila suku bunga acuan BI naik dan apabila suku bunga acuan BI turun, batas minimal imbal hasil minimalnya tetap 6,45% per tahun untuk SBR013-T2 dan 6,60% per tahun untuk SBR013-T4, tidak kurang dari itu," katanya.

Tidak berlebihan Angie menilai SBR013 akan disambut antusias oleh investor ritel di Indonesia.

Pertama, SBR013 merupakan instrumen investasi yang 100% dijamin oleh negara. Kedua, SBR013 menawarkan kupon floating with floor dan memiliki tenor dua tahun dan empat tahun. Ini cocok untuk masyarakat dengan tujuan keuangan yang berbeda-beda.

"Terakhir, Bibit menawarkan promo spesial cashback sampai maksimal Rp30 juta untuk investor SBR013,” kata Angie.

Masyarakat bisa berinvestasi SBR013 dengan minimal pembelian Rp1 juta dan kelipatan 1 juta serta maksimal pembelian Rp5 miliar untuk SBR013-T2 dan Rp10 miliar untuk SBR013-T4.

Selain imbal hasilnya yang menguntungkan, investor SBR013 dengan nilai investasi minimal Rp2 juta juga dapat mencairkan investasinya maksimal sebesar 50% sebelum jatuh tempo pada periode Early Redemption.

"Untuk SBR013-T2 dapat dicairkan sebesar maksimal 50% setelah satu tahun, sedangkan SBR013-T4 dapat dicairkan sebesar maksimal 50% setelah dua tahun berinvestasi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini