TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Niion, jenama lokal asal Kota Bandung kini sedang agresif mengembangkan pasar di Indonesia setelah lebih dari satu dekade menggarap bisnis gaya hidup melalui line up tas untuk pelajar dan urban traveler.
"Kita membuka kemitraan dengan calon partner di luar kota. Kita buka pintu sebanyak-banyaknya ke calon investor untuk funding. Sekarang kita sedang negosiasi dengan major capital. Cita-cita kita ke depan bisa mendapatkan dukungan modal seri A, seri B dan seterusnya," ungkap CEO & Care Taker Niion, Holding Adit Yara di sela pembukaan flagship store kedua di Grand Indonesia, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2024.
Adit menjelaskan, sejak dirintis lebih dari 10 tahun lalu, Niion saat ini sudah berubah menjadi perusahaan holding yang mengelola beberapa sub brand yang seluruhnya fokus pada produk gaya hidup yang menyasar pelajar dan remaja. Diantaranya, brand FMF yang masih baru.
Untuk mengembangkan pasar, tahun ini pihaknya akan membuka 5 outlet baru di Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Bali, Surabaya dan Yogyakarta.
Baca juga: Perkuat Kapasitas Wirausaha Sektor Digital, EHub Beri Pemahaman Pengembangan Bisnis
"Tahun depan kita ingin garap pasar di luar Jawa seperti kota-kota di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi seperti Makassar serta pasar Singapura dan Malaysia," beber Adit.
Dia menambahan, kontribusi penjualan lini tas terbesarnya masih dari penjualan langsung atau offline dan kini sudah mulai masuk ke corporate order dari sejumlah perusahaan.
Pihaknya juga menggarap pasar dengan membuka toko di beberapa marketplace. Ciri khas lini tas produksi Niion adalah pilihan warna-warnanya yang cerah dengan harga affordable mulai Rp 250 ribu sampai Rp 350 untuk segmen bawah serta Rp 350 ribu sampai Rp 600 ribu untuk segmen di atasnya.
"Warna-warna yang kita hadirkan selalu customized dan nggak ada di pasaran, kecenderungannya selalu colorful karena itu yang disukai segmen pembeli kita. Untuk bahan kita pakai polyester nylon. Semua bahan dari lokal dan diproduksi Bandung" kata Rangga Yuzar, Product Director Niion.
Selain memproduksi sendiri pihaknya juga melibatkan UMKM sebagai mitra. Produksi oleh mitra UMKM ini mencapai 60 persen dari total tas yang dipasarkan Niion.
"Untuk mitra UMKM ini kualitas produknya kita sudah standarisasi agar sama dan mereka harus kita ajari dulu. Kita sengaja libatkan UMKM yang kecil-kecil ini agar industri rumahan bisa punya pemghasilan yang layak," imbuh Adit.
"Kita sejak 5 tahun ini mempertahankan pemakaian bahan polyester ini agar bisa masuk mesin cuci untuk dicuci. Kecuali bahan bahan transparan dari mika yang sebaiknya dicuci biasa," kata Rangga Yuzar.
Adit menambahkan, brand FMF yang segera dihadirkan dalam waktu dekat merupakan strategi perusahaan untuk meregenerasi segmen konsumen sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen mereka yang dulu masih remaja dan sekarang mulai jadi remaja dewasa.
"Kita menggarap juga segmen Gen Z. Misal, dengan bikin tas untuk kebutuhan nonton ke konser dengan kiblat pada KPop," kata dia.
Terkait pembukaan flagship store terbaru di Grand Indonesia, Adit mengatakan, ini merupakan flagship store kedua yang dibuka setelah yang pertama dibuka di Bandung.
Untuk bertahan bisa membaca selera pasar di tengah persaingan pasar, Adit Yara mengatakan, pihaknya menempuh beberapa strategi.
“Yang pertama ialah selalu konsisten bersikap adaptif terhadap zaman. Selanjutnya, berusaha selalu tetap relevan terhadap tren," ungkapnya.
Di luar Bandung, pelanggan terbesar Niion saat ini berasal dari Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Yogyakarta dan Surabaya dan pengembangan pasar yang dijalankan juga ditopang oleh seringnya perusahaan mengikuti pameran-pameran.
"Tren kebutuhan pasar anak sekolah saat ini kita berusaha pertahankan karakteristik Niion yang colorful dan akan terus kita maintain agar lebih lucu dan variatif. Ini karena selama ini tidak ada produsen tas lokal yang serius me-maintain segmen ini," kata Adit Yara.