Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior dari Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo menampik pemberitaan media luar negeri yang menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto menaikkan rasio utang RI menjadi 50 persen PDB.
Menurutnya, tidak ada dalam forum manapun pemerintahan Prabowo akan menaikkan debt ratio setengah dari Produk Domestik Bruto.
“Media tersebut bahkan tidak menyebut sumbe resmi. Nama besar tapi tidak profesional menjunjung tinggi etika dan prosedur jurnalisme,” kata Dradjad kepada wartawan, Minggu (16/6/2024).
Dia menegaskan program makan bergizi gratis seperti disebutkan di visi misi akan dijalankan dengan konsisten tapi memang dilakukan bertahap, baik waktu maupun cakupannya.
Menurut dia, semuanya akan disesuaikan dengan ruang fiskal yang tersedia.
“Jadi pelaku pasar tidak perlu khawatir thd defisit fiskal. Pemerintahan pak Prabowo akan sangat disiplin mengelola fiskal,” tukasnya.
Dradjad mengatakan utang jatuh tempo tentu membuat beban APBN semakin berat. Itu sebabnya tim ekonomi Presiden Prabowo nantinya akan sangat disiplin mengelola utang.
Baca juga: Kasus Gagal Bayar Srilanka, Indonesia Wajib Hati-hati Kelola Rasio Utang Luar Negeri
“Saya sudah menjadi tim pemenangan pak Prabowo sejak 2014. Saya tahu betul beliau tidak ingin membebani generasi mendatang dengan beban utang yang mereka akan terlalu berat menanggungnya. Itu sebabnya program-program Prabowo-Gibran akan dilakukan secara bertahap,” katanya.